Pemerintahan
Anggota Dewan Imbau Walikota Setujui Rencana Pembangunan Tol Arah Batu
MEMONTUM KOTA BATU – Anggota DPRD Batu, Komisi C, Didik Machmud menyarankan agar Dewanti Rumpoko tidak menolak keberadaan jalur tol ke Kota Batu. Didik mengatakan, keberadaan jalur tol nantinya memang akan berdampak positif dan negatif. Meski begitu, Didik berharap Pemkot Batu tetap bisa menerima jika akhirnya ada jalur tol ke Kota Batu.
“Sebenarnya, ada plus dan minusnya adanya tol. Pertama, untungnya itu masyarakat yang mau ke Kota Batu arus lalulintasnya cepat. Pastinya wisatawan bisa lebih mudah ke Batu,” terang Didik, Kamis (31/10/2019).
Di sisi lain, Didik juga menjelaskan dampak negatifnya. Senada dengan yang menjadi alasannya Dewanti, Didik meprediksi para pelaku UMKM akan terkena imbas ketika kendaraan tidak melintasi jalur reguler. Namun Didik juga memberi saran, yakni agar Pemkot Batu menentukan jalur keluar dan masuknya kendaraan. Produk UMKM nantinya bisa ditaruh di sekitar tempat tersebut.
“Tapi juga ada kekurangannya jika langsung ke Kota Batu. Ada sedikit keresahan artinya bahwa UMKM, yang jual oleh-oleh, akan mengalami dampak. Sarannya sebaiknya pemerintah Kota Batu tidak menolak itu, tapi memberikan alternatif ketika memang tol mau ke Kota Batu,” ujarnya.
Didik pun memberi contoh seperti jalur melingkar yang ada di Yogyakarta dan Bali. Katanya, Pemkot Batu bisa mendesain jalur melingkar seperti di Yogyakarta yang mengarahkan kendaraan melintasi jalur tempat dijualnya produk UMKM atau oleh-oleh.
“Kita lihat di Yogyakarta atau Bali, ada pengaturan lalu lintas yang melalui tempat oleh-oleh. Sebaiknya pemkot Batu juga memberikan masukan kepada provinsi. Kami tidak menolak, tapi kalau tidak melalui jalur memang akan membunuh UMKM,” terangnya.
DPRD Batu rencananya akan menyampaikan pandangan tersebut di sela paripurna pekan depan. Sebelumnya, Dewanti keberatan jika jalur tol dibangun menuju ke arah Kota Batu. Dewanti khawatir produk UMKM Kota Batu akan tidak laku karena kendaraan tidak lagi melintasi jalur reguler.
“Saya agak keberatan bila dibangun jalan tol. Saya khawatir tempat UMKM di plosok-plosok desa tidak akan kelihatan,” ujar Dewanti.
Saat ini, sudah ada jalur tol dari Surabaya ke Kota Malang. Kalau dilanjutkan ke Kota Batu, menurut Dewanti jaraknya terlalu dekat dari Kota Malang ke Kota Batu. Dewanti berpendapat lebih baik memperlebar jalur yang sudah ada.
“Yang lebih bagus itu memperlebar jalan. Kalau sekarang ini, yang lebih utama sebenarnya jalur diperlebar, terutama untuk jalan tembus Bumiaji ke Pasuruan, itu yang lebih bagus,” ungkap dia.
Dewanti menjelaskan, Kota Batu merupakan daerah pegunungan yang sebagian besar penduduknya adalah petani. Banyak jalan menanjak dan berkelok di Kota Batu. Jika dibangun tol, maka akan mengurangi keindahan Kota Batu.
“Kota Batu ini kecil, ketika dibangun jalan tol, ya sudah selesai. Nanti yang dituju hanya tempat wisata besar saja. Ini bukan soal menyetujui atau tidak terkait dibangun jalan tol, tapi tidak mungkin,” tegas perempuan yang juga berprofesi sebagai dosen itu. (bir/yan)