SEKITAR KITA
Awas, Stok Tabung Oksigen di Probolinggo Mulai Langka
Memontum Probolinggo – Sejumlah agen tabung oksigen di Kota Probolinggo, mulai mengalami kelangkaan alias kekosongan. Dari pantauan di lapangan, kondisi ini sudah berlangsung sejak lusa lalu, atau tepatnya setelah kasus penderita Covid-19, melonjak drastis.
Memontum.com yang mendatangi beberapa agen oksigen di Kota Probolinggo, mendapati hampir semua agen mengalami kondisi yang sama. Kalau pun ada, volume pengisian tidak melebihi 1 M3.
Baca juga:
- Kemenparekraf Gandeng Platform Kitabisa untuk Pembiayaan Tanpa Bunga Desa Wisata
- KPK Tetapkan Gubernur Kalsel, Kepala Dinas, Kabid, PPK hingga Pengepul dan Swasta Tersangka Suap Pengadaan
- KPK Amankan Uang Rp 10 Miliar Lebih di OTT Orang Diduga Kepercayaan Gubernur Kalimantan Selatan
“Kosongnya sejak dua hari lalu, paginya itu masih sempat dikirimi beberapa tabung. Tetapi sorenya sudah habis. Sampai hari ini, sudah kehabisan karena pabrik tidak produksi,” jelas pemilik UD Syarifa Gas, Bambang, saat ditemui di toko miliknya di Jalan KH Dahlan, Kelurahan Kanigaran, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo, Sabtu (17/07) tadi.
Mengenai kondisi ini, bahkan pria parubaya ini sempat bertanya pada suplier utamanya. Dirinya diberitahu, bahwa ada pengalihan distribusi oksigen, selama beberapa waktu ke depan.
Tersendatnya pengiriman, pun diakuinya membuat permintaan melonjak drastis. Beberapa calon pembeli, bahkan mendatangi tokonya berulang kali. Hal itu, guna memastikan ketersediaan oksigen sudah ada.
“Banyak yang minta oksigen untuk orang yang sakit (Isolasi mandiri, red) di rumah. Ini tadi yang telepon maupun yang datang ke sini, ada sampai 30 orang. Tapi saya jelaskan apa adanya, bahwa barang kosong. Kalau ada, pasti saya layani, karena ini urusan nyawa dan kemanusiaan,” terang Bambang pasrah.
Dirinya menuturkan, baru kali ini mengalami kekosongan stok tabung oksigen. Walau pandemi Covid-19 telah berlangsung selama 1,5 tahun, namun pasokan oksigen selama itu pula lancar. Dirinya sendiri, mendapatkan stok oksigen dari distributor Samator.
Bahkan, dari distributor dirinya juga mendapatkan informasi, tentang ketersediaan oksigen. Kondisi ini, juga terjadi di Jawa Timur, terutama di Surabaya juga Malang. Ketersediaan oksigen di wilayah tersebut juga telah menipis.
“Belum ada kepastian isi lagi kapan. Dari pabrik bilang begitu, baru kali ini seperti ini kolaps semua,” ujarnya.
Bambang sendiri menambahkan, kebutuhan tabung oksigen untuk setiap harinya, dirinya biasa melayani hingga 50 pembeli. Harga untuk isi ulang tabung kecil kapasitas 1 M3, seharganya Rp 75 ribu. Sementara untuk kapasitas 6 M3, harganya Rp 120 ribu.
Untuk tabung oksigen berukuran kecil, bisa digunakan selama 3 jam nonstop. Sementara untuk tabung besar, bisa digunakan selama 18 jam nonstop. “Mayoritas pembeli oksigen adalah orang sakit yang dirawat di rumah (Isoman),” ujarnya. (geo/sit)