Sidoarjo
Banjir Hoax, PP RMINU Gelar Ngaji Medsos di Sejumlah Ponpes
“Kegiatan ini bukan untuk kegiatan pada 17 April 2019 saja. Tetapi juga untuk selanjutnya. Karena makin dibutuhkan jangka panjang spektrumnya makin lebih jerang semua harus terlibat dalam menangkal hoax,” imbuh pria yang juga menjabat Staf Ahli Kepresidenan Bidang Keagamaan dalam Negeri ini.
Sedangkan Staf Ahli Kementerian Kominfo, Prof Dr Henri Subiakto menguraikan jika forum ini bicara soal NKRI dan ke Indonesiaan. Apalagi jika disatukan NKRI sama luasnya dengan puluhan negara yang ada di Eropa. Namun saat ini di era 4.0 (digital), terdapat tantangan baru. Yakni membanjirnya berita hoax di Medsos. Hal ini disebabkan semua bebas mengakses informasi. Bahkan semua bisa mewarnai medsos dan bahkan bisa menjadi wartawan tanpa belajar serta tanpa melalui tahapan mengedepannya kode etik jurnalistik.
“Kalau ada masyarakat yang tak suka NKRI bisa menjadi produsen konten digital. Bahkan bisa memasukkan konten hoax. Ini perlu ditangkal bukan hanya menjelang Pemilu maupun Pemilukada hoax merajalela. Tetapi bahayanya hoax masuk permainan politik. Karena money politic sekarang bisa ditangkap. Tapi kalau bermain hoax semakin banyak dan susah ditangkap. Makanya hoax masuk politik praktis,” tegasnya.
Sementara Pengasuh Ponpes Sabilur Rosyad KH Amiruddin Mu’id mengaku mendukung kegiatan yang digelar selama 2 hari itu. Apalagi kegiatannya digelar di Ponpes. Hal ini demi kepentingan bangsa dan negara.
“Program ini merupakan komunikasi sinergis timbal balik antara pusat dan daerah serta antara yang dibawah dan yang ada di atas,” pungkasnya. (Wan/yan)