Berita

BHS Disambati Petani Sambungrejo Sukodono Soal Kelangkaan Pupuk dan Pasokan Air

Diterbitkan

-

Memontum Sidoarjo – Sekitar 200 anggota Kelompok Tani Dusun Semambung, Desa Sambungrejo, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo mengeluh. Ini menyusul, hasil panen pagi di lahan sekitar 20 hektar itu, hasil panennya tidak maksimal. Padahal, selama ini meski air di sekitar sawah yang berdekatan dengan kanal Sambungrejo itu airnya melimpah, akan tetapi hanya bisa menanam padi dua kali dalam setahun. Normalnya jika berdekatan dengan sungai besar seperti itu dapat menanam padi tiga sekali setahun.

“Karena pembagian jatah air kerap dipermainkan. Makanya saat musim hujan kemarin kami pun tetap berinisiatif menggunakan mesin diesel pompa air hasil swadaya kelompok tani untuk mendapatkan jatah air ke lahan tanaman padi kami,” terang Ketua Kelompok Tani Dusun Semambung, Desa Sambungrejo, Kecamatan Sukodono, Sudaryoso kepada Memo X, Sabtu (18/4/2020).

KELUHAN - Bacabup Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) didampingi Ketua DPD Golkar Sidoarjo, Warih Andono mendengarkan keluhan petani Dusun Semambung, Desa Sambungrejo, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo soal air dan kelangkaan pupuk, Sabtu (18/4/2020)

KELUHAN – Bacabup Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) didampingi Ketua DPD Golkar Sidoarjo, Warih Andono mendengarkan keluhan petani Dusun Semambung, Desa Sambungrejo, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo soal air dan kelangkaan pupuk, Sabtu (18/4/2020)

Tidak hanya permainan jatah aliran air, kata Sudaryoso petani juga mengeluhkan kelangkaan pupuk terutama untuk pupuk bersubsidi. Rata-raya jika ada pupuknya jatahnya tidak diberikan penuh. Dia mencontohkan saat petani butuh 100 kikogram hanya diberi 40 kilogram.

“Hanya dijatah 40 persen dari kebutuhan lahan. Kalau pun harganya mahal saat musim pemupukan petani tetap mau membeli. Kasus ini sama dengan jatah air. Tanpa mesin pompa air sebenarnya jatah air petani bisa diberikan melalui saluran irigasi normal. Tapi karena pembagiannya dimainkan kami terpaksa memakai mesin diesel pompa air hasil swadaya itu,” ungkapnya.

Sementara menanggapi keluhan petani itu, Bakal Calon Bupati (Bupati) Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) mengaku prihatin. Oleh karenanya, saat melaksanakan fogging di Desa Bangsri dan Desa Sambungrejo itu, BHS terketuk hatinya mendengarkan keluhan para petani itu.

Advertisement

“Saya prihatin karena banyak petani padi gagal panen. Banyak tanaman padi roboh sebelum dipanen. Ini harus menjadi perhatian pemerintah. Sidoarjo harus mampu swasembada pangan. Padi ditanam sendiri dan dikonsimsi sendiri. Jangan sampai mengambil padi di tempat lain. Keluhan petani ini tak bisa dibiarkan,” tegasnya.

Menurut BHS yang juga mantan anggota DPR RI ini, Sidoarjo merupakan kota delta. Posisinya diapit dua sungai besr dan dilengkapi ratusan kanal dan anak sungai. Hal itu sudah ditata sejak jaman Belanda untuk mengairi seluruh lahan pertanian.

“Kalau sekarang petani kesulitan air itu aneh. Karena itu, dalam kondisi semacam ini pemerintah harus cepat tanggap dan turun tangan. Jangan mala dibiarkan. Apalagi sampai ada permainan pasokan jatah air. Kasihan petani. Semua saluran air harus terkoneksi dan dinormalisasi agar tidak adalagi kekurangan jatah air,” pintanya.

Begitu juga masalah kelangkaan pupuk. BHS menilai sejak Presiden Jokowi mengeluarkan kebijakan pupuk bersubsidi seharusnya sudah tidak ada kelangkaan pupuk. Apalagi, jika tanah kebanyakan pupuk non organik akan membuat tanah semakin asam dan butuh didaur ulang atau dikembalikan tingkat keasamannya.

Advertisement

“Daur ulang tanah dengan pemberian kapur itu tanah kembali subur dan basah. Kami menyarankan petani
menggunakan pupuk organik agar tidak bergantung pupuk kimia,” paparnya.

Sementara soal hama tikus, lanjut politisi Partai Gerindra ini ada cara mengusirnya. Yakni dengan menanam serih di pinggiran lahan tanaman padi. Tanaman serih itu bakal mengusir hama tikus itu.

“Kami minta petani Sidoarjo harus makmur. Karena kebutuhan pokok bergantung pada hasil panen dari para petani,” tandasnya. Wan/yan

 

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas