Kota Batu
BPOM Jatim Launching Inovasi Jatim Truly untuk Pedagang Alun-alun Kota Batu
Memontum Kota Batu – Diskumdag dan Dinkes Kota Batu, serta Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Jawa Timur, melaunching inovasi Jatim Truly dan memberikan sosialisasi terkait keamanan makanan kepada pedagang yang menjalankan usahanya di Alun-alun Kota Batu. Sosialisasi ini, dilaksanakan karena masih adanya temuan zat pencemar pada bahan makanan serta obat yang membahayakan saat dikonsumsi.
Kepala BPOM Jawa Timur, Rustyawati, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat terkait edar obat dan makanan. Dengan harapan, mampu melindungi diri sendiri dan orang lain yang menkonsumsi.
“Jadi, ini bertujuan supaya pengetahuan masyarakat meningkat terkait edar makanan. Supaya, mampu melindungi diri kita sendiri. Bisa memilih makanan, mana yang bisa atau tidak boleh dikonsumsi,” terangnya, saat Launching Inovasi Jatim Truly di sebuah hotel di Kota Batu, Kamis (02/03/2023) siang tadi.
Setelah kegiatan tersebut, tambahnya, harus ada komitmen dari pelaku usaha. Meski demikian, keamanan pangan sebenarnya menjadi tanggung jawab semuanya. Mulai dari pemerintah daerah, pelaku usaha juga masyarakat.
Baca juga :
- Sukses Hantarkan Penghargaan Kabupaten Malang Berpredikat ODF, Dinkes Ganti Program Jambanisasi
- Hadiri Rembug Warga Bakalan, Paslon Abadi dari Nomor Urut 3 Kota Malang Dapat Dukungan Pemenangan
- Transformasi Layanan Kesehatan Primer, Dinkes Kabupaten Malang Kick Off ILP di Pendopo Agung
- Lima Daerah di Jatim Masuk Nominasi Award Peduli Ketahanan Pangan 2024
- Blusukan di Kelurahan Kampung Dalem, Ini yang Disampaikan Calon Wali Kota Bunda Fey
Sedangkan, istilah Jatim Truly adalah singkatan dari Jatim Trusted Kulinari. Menurut dia, dengan Pendampinganya terhadap Pedagang Kreatif Lapangan (PKL) di Alun-alun Kota Batu, supaya kulinernya dijamin aman.
“Program Jatim Truly ini singkatan dari Jatim Trusted Kulinary. Kuliner kita jamin untuk aman. Tetapi, tidak menjamin 100 persen, ini tergantung komitmen pelaku usaha. Setidaknya kita mengawali melakukan pendampingan memberikan pengetahuan, sehingga mereka (pedagang) melakukan praktik yang aman,” tuturnya.
Oleh sebab itu, ditegaskan Rustyawati, inovasi tersebut dikembangkan oleh pemerintah daerah setempat. Mengingat, Kota Batu merupakan daerah pariwisata. Sedangkan, nantinya tidak hanya di alun-alun tetapi wilayah lain di Kota Batu, wajib mengetahui terkait aspek keamanan makanan.
“Kami berharap, pemerintah Kota Batu untuk mereplikasi menyebarluaskan ke wilayah yang lain,” tegasnya.
Sekedar diketahui, berdasarkan catatan BPOM Jawa Timur, tahun 2022 yang lalu melalui program prioritas nasional, telah selesai melakukan pendampingan makanan sehat di dua desa di Kota Batu yaitu Desa Punten dan Desa Mojorejo. Kemudian, untuk 6 sekolah yaitu, SDN 1 Ngaglik, SDN 1 Mojorejo, SDN 1 Punten, SMPN 1, SMPN 3 SMPN 6 serta satu pasar yaitu Pasar Besar Kota Batu yang relokasi. (put/gie)