Kabar Desa
Bumdes Ageng Makmur Ngajum Kembangkan Produksi Kopi Olahan
Memontum Malang – Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Ageng Makmur Ngajum di Kecamatan Ngajum Kabupaten Malang berkomitmen mensejahterakan perekonomian masyarakat dengan memberikan nilai tambah untuk rumah tangga.
Salah satunya, dengan menjual kopi kopi bubuk olahan dalam bentuk kemasan plastik bervolume 1200 gram.
Kemasan kopi bubuk itu diproduksi langsung dari perkebunan rakyat dari 2 jenis yaitu robusta dan exela yang saat ini tumbuh subur di Dusun Sembon Lor, desa setempat.
Setyo Adi, Kepala Desa Ngajum menjelaskan, luas tanaman kopi saat ini hanya dalam kisaran luas 80 hektar dan itu akan terus dikembangkan disejumlah titik kawasan yang layak untuk ditanami kopi.
Pasalnya, kata Kades yang jabatannya masuk dua periode ini,desa Ngajum sejak dulu kala sudah dikenal masyarakat luas sebagai daerah potensi tanaman kopi.
“Dengan adanya produksi kopi olahan oleh Bumdes ini, tanaman kopi yang selama ini menjadi produk unggulan Desa Ngajum,selain masyarakat nantinya mengerti tentang teori penanaman kopi, panen petik merah juga dalam hal penjualan,” terang Setyo Adi Rabu (16/10/2019) siang.
Juga dijelaskan Setyo Adi, saat ini Desa Ngajum juga tengah programkan bangun desa wisata diareal seluas 7000 m. Menariknya, wisata tersebut juga akan dikemas dengan wisata edukasi khusus bagi anak-anak TK dan PAUD yang saat ini ada 9 lembaga.
“Harapan kami, atas kerjasama masyarakat dengan Pemerintah Desa, ini semakin meningkat, baik lembaga dan organisasi lain yang ada bisa bekerjasama dengan baik, ” ujarnya.
Ditempat yang sama,Yacho Nardi SP,Direktur Bumdes Agung Makmur memaparkan, Alasan mantan salah satu Kasi di DTPH Kabupaten Malang ini kelola kopi dalam bentuk bubuk ini, selain Desa Ngajum memang potensi tanaman kopi juga untuk meningkatkan nilai jual.
“Penjualan dalam bentuk bubuk jauh lebih menguntungkan dari pada oce sekaligus untuk meningkatkan agribis kopi,” terang Yacho.
Tambah Yancho, untuk harga jual kopi oce saat ini hanya tembus kisaran angka Rp23ribu/kg.
“Tetapi jika dijual dalam kemasan bubuk bisa mencapai harga Rp80 ribu/kg, ” ulasnya. (sur/oso)