Bupati Hendy Ajak Perhutani untuk Kembangkan Wisata di Jember

Memontum Jember – Bupati Jember, Hendy Siswanto, mengajak manajemen Perhutani divisi ekowisata untuk bekerjasama. Disampaikan orang nomor satu di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember itu, bahwa banyak potensi wisata yang dimiliki oleh perhutani yang belum terkelola dengan maksimal.

Dari beberapa potensi wisata yang dimiliki Perhutani, Pasir Putih Malika (Papuma) adalah yang paling dominan terkelola dengan baik. “Kami ingin kita kerja sama. Kami ingin diberi hak pengelolaan berbagai potensi wisata milik Perhutani. Jadi, bukan hanya Papuma, tapi juga seperti Air Terjun Bidadari,” terang Bupati Hendy.

Baca Juga:

• Pimpin Upacara Peringatan Hari Jadi Provinsi Jatim, Sekda Jember Ajak Masyarakat Isi Posisi Strategis
• Foto dan Nama Pjs Bupati Jember Dicatut Pelaku Penipuan
• Hadiri Lomba Cerdas Cermat Ibu Hamil dan Lomba Bayi Sehat, Berikut Pesan Pjs Bupati Jember

Hendy menjelaskan, dengan pengelolaan wisata tersebut, pemerintah akan berfokus pada kesejahteraan masyarakat. Seperti, membuka lebih banyak pekerjaan, menciptakan wisata yang nyaman, menyenangkan dan terjangkau, serta membuka peluang usaha juga bagi warga Jember.

Untuk akses menuju lokasi wisata, Bupati Hendy mengaku pihaknya sedang menggarap peningkatan kualitas jalan sepanjang 1.000 kilometer lebih. Termasuk, jalan menuju ke kawasan tempat wisata.

“Kita targetkan minggu depan sudah bisa teken kerja sama Pemkab Jember dengan Perhutani,” sambungnya.

GM KBM Ecotourism Perhutani Surabaya, Berthus Sudarmeidi, dalam kesempatan itu menyambut baik rencana yang disampaikan oleh Bupati Hendy. Dirinya mengaku, jika hal ini sudah lama ditunggu oleh pihak Perhutani.

“Kami menyambut baik apa yang bapak bupati sampaikan barusan. Seperti apa bentuk kerjasamanya dan ini sudah lama kami tunggu kolaborasi ini,” ujar Berthus. Khusus Papuma, Berthus menyarankan, agar Papuma dan Watuulo dijadikan satu tiket terusan dengan memaksimalkan potensi yang ada. “Mungkin di antara Papuma dan Watu Ulo, itu kan ada lahan yang menganggur. Sehingga, itu bisa dijadikan semacam public resortnya. Kami menyarankan, untuk satu tiket saja Papuma dan Watuulo,” kata Berthus. (kom/sit)