Kota Malang
Cegah Banjir Saat Hujan, Jasa Tirta Keruk Bendungan Sutami
Memontum Kota Malang – Memasuki musim penghujan, tidak sedikit kekhawatiran masyarakat akan terjadinya banjir. Pengendalian banjir yang menjadi salah satu tugas Perum Jasa Tirta (PJT) l juga dilakukan di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas. Salah satunya, melakukan pengerukan sedimentasi di waduk yang menjadi wilayah DAS Brantas, seperti Bendungan Sutami, Bendungan Lahor, Bendungan Sengguruh, Bendungan Selorejo, dan lainnya.
Pengerukan ini dilakukan sepanjang musim kemarau, dikarenakan sedimentasi tumpukan sampah, lumpur dari hulu mengendap di waduk, debit air berkurang, dan lainnya nampak di permukaan karena surutnya air waduk. Dengan kata lain, tahap pengosongan alami saat kemarau. Ketika musim kemarau dari tiap bendungan, jadwal pengerukan tidak sama. Seperti Bendungan Selorejo mulai Maret hingga November, Bendungan Sutami mulai Maret hingga Desember, dan lainnya.
“Tiap bendungan beda jadwalnya. Karena bendungan Sutami itu luas, maka jadwalnya lebih panjang. Terlebih dekat dengan pemukiman, jadi sampah dari hulu lebih banyak,” jelas Wiwin Prihantono, juru pintu air Bendungan Sutami, kepada awak media saat media gathering, di Bendungan Sutami, Sumberpucung, Kabupaten Malang, Kamis-Jumat (27-28/12/2018).
Wiwin menambahkan, berdasarkan catatan volume kumulatif pengerukan oleh DJA yang ditampung di spoilbank, tercatat 2014 dikeruk 1.070.000 m3, 2015 dikeruk 1.090.000 m3, 2016 dikeruk 1.295.000 m3, total 3.455.000 m3.
Selain itu, PJT I memberlakukan piket banjir di kawasan Bendungan Sutami. Ada pelaporan data setiap 3 jam sekali dari petugas di lokasi, dimana penjaga juga koordinasi dengan penjaga pintu air di bendungan lain. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi sejak dini akan terjadinya banjir. Wiwin menjelaskan, ada batasan angka tertentu, sehingga harus membuka pintu air. Salah satu indikasi pembukaan pintu air, ketika ketinggian air sudah melimpah, atau telah mencapai batas ketentuan.