Kota Malang

Cegah Banjir Saat Hujan, Jasa Tirta Keruk Bendungan Sutami

Diterbitkan

-

Cegah Banjir Saat Hujan, Jasa Tirta Keruk Bendungan Sutami

“Kalau mencapai batasan yang telah ditentukan, kita akan buka pintu air. Untuk itu selalu dilakukan koordinasi, baik antar bendungan maupun dengan petugas pintu air. Batas muka air tinggi 272,50 meter, muka air rendah 242 – 255 meter, dan muka air banjir melebihi 277 meter,” jelas Wiwin.

Kepala Departemen Humas, CGS dan PKBL PJT I, Inni Dian Rohani mengatakan, selain mencegah intake-intake (pipa air) untuk pengaliran tidak tertutup sedimentasi, tujuan lainnya saat musim hujan mulai turun dapat menampung air sepenuhnya.

“Sebaliknya rentang waktu November atau Desember hingga Maret, tahap pengisian waduk menampung air hujan. Jadi kami siaga banjir. Untuk itu, pintu air dibuka untuk dialirkan ke hilir sungai dan kinerja turbin juga dimaksimalkan,” jelas Dian, kepada awak media yang tergabung dalam Forum Jurnalis Kali Brantas (FJKB).

Sebagian besar atau sekitar 90 persen air di waduk Sutami disalurkan untuk irigasi pertanian. Total lahan pertanian yang mendapatkan suplai air dari bendungan Sutami mencapai 34 ribu hektar. Sisanya sekitar 10 persen dikomersilkan dan digunakan untuk menghidupkan PLTA Sutami dengan kapasitas 3 X 35 MW milik PT PJB, anak perusahaan PT PLN dengan total produksi energi listrik yang dihasilkan sebesar 488 juta KwH per tahun.

Advertisement

“Selain meningkatkan kepercayaan stakeholder dan konsumen pengguna air Bendungan Surami, juga sebagai tanggung jawab PJT I kepada seluruh masyarakat, utamanya petani,” jelas Dian.

Atas bentuk tanggung jawab dan kepedulian tersebut, Bendungan Sutami kembali mengantongi Surat Izin Operasi (SIO) dari Menteri PUPR, yang diserahkan oleh perwakilan Komisi Keamanan Bendungan Achmad Rusfandi Usman kepada Direktur Utama Perum Jasa Tirta I (PJT I), Raymond Valiant Ruritan, Kamis (27/12/2018).

Untuk kembali mendapatkan SIO tersebut memang tidak mudah. Aktivitas dan infrastruktur di bendungan seluruhnya dicek ulang oleh Komisi Bendungan Besar, melalui pengukuran ulang, penguatan dan instrumentasinya, pemantauan perilaku bendungan, riwayat operasional bendungan, rencana tindak lanjut, dan apa yang dilakukan saat terjadi bencana.

“Selain pengecekan lima tahunan, kami juga senantiasa melakukan pemeriksaan secara berkala, melakukan uji operasi dan peralatan yang terkait dengan pengamanan bendungan dalam setiap tahun,” beber Dian.

Advertisement

PJT I harus membuat buat laporan tentang pemantauan bendungan tahunan untuk diperiksa. Untuk menjaga waduk Sutami agar terus bisa beroperasi, dilakukan perawatan pintu air, perbaikan instalasi bendungan, pelumasan mesin, monitoring instrumentasi keamanan bendungan seperti pengamatan rembesan, pengamatan pergeseran bendungan baik secara vertikal ataupun horizontal, dan pembersihan sampah serta pengerukan sedimentasi.

“Yang paling sulit itu terutama keamanan bendungan. Karena itu bicara tentang fenomena alam dan umur bendungan. Karena bendungan juga ada lifetime-nya,” tandasnya. (rhd/yan)

Laman: 1 2

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas