Situbondo
Danrem 083 Pimpin Upacara Penutupan TMMD di Situbondo
“Memasuki era revolusi industri generasi keempat, teknologi digital telah menjadi tulang punggung dalam berbagai aktivitas masyarakat baik untuk kepentingan pribadi sosial kemasyarakatan maupun pemerintahan. Demikian juga halnya dalam konteks pertahanan. Oleh karena itu, jadikanlah kecanggihan digitalisasi teknologi untuk kepentingan yang bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” katanya.
Diseminasi teknologi dan mitigasi, lanjut Danrem 083 Baladhika Jaya, telah berhasil menggeser hakikat ancaman dan paradigma dari perang konvensional menjadi perang yang komplek dan tidak terbatas.
“Perang yang juga dikenal sebagai Anggrek Stick Worry Strategy dan taktiknya tidak hanya menggunakan kekuatan militer, namun juga kekuatan nonmiliter seperti ipolek sosbud dan teknologi dalam konteks menguasai negara bisa dilakukan dan tidak harus dilakukan perang secara fisik atau secara langsung. Tapi dapat dilakukan secara tidak langsung atau proxy. Sedangkan pelaku atau aktor tidak lagi negara, namun bisa juga dilakukan non negara, seperti perorangan kelompok orang dan berbagai organisasi non pemerintah lainnya baik dari dalam negeri maupun jaringan internasional untuk menghadapi situasi,” jelasnya.
Untuk menghadapi situasi tersebut, kata Tayo, tentu harus memiliki sistem pertahanan yang lebih baik dari aspek militer maupun non militer secara efektif yang dapat menjaga keseimbangan antara pembangunan kesejahteraan nasional dan pertahanan keamanan negara.
“Sistem pertahanan integratif yang dimaksud tadi salah satu diantaranya dilakukan melalui program TMMD yang sasarannya tidak hanya membangun kekuatan wilayah pertahanan yang tangguh namun juga membangun fisik dan non-fisik dalam akselerasi upaya pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.