Kediri
Datangi Korban Pembacokan di Wates Kediri, Mas Dhito Minta Korban Luka untuk Bersedia Dirawat di Rumah Sakit
Memontum Kediri – Kejadian pembacokan sadis di Dusun Bangun Mulyo, Desa Pojok, Kecamatan Wates, sempat menyita perhatian masyarakat. Hal itu, juga tidak luput dari perhatian Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana.
Orang nomor satu di Pemerintahan Kabupaten Kediri itu, Senin (07/03/2022) malam, mendatangi lokasi dan menemui keluarga korban. Didampingi perangkat desa dan pihak kepolisian, bupati yang akrab disapa Mas Dhito, diantarkan langsung ke rumah korban.
Mas Dhito dalam kesempatan itu menemui satu persatu keluarga korban, menyampaikan rasa bela sungkawa dan memberikan santunan. Kebetulan, saat itu dari tujuh korban yang semula menjalani perawatan di rumah sakit swasta, sebagian memilih pulang. Mereka takut, semakin lama dirawat di rumah sakit, maka biaya yang akan ditanggung semakin besar. Seperti salah satunya, yang disampaikan oleh korban Kristiono, yang mendapatkan 32 jahitan di bagian tubuhnya akibat sabetan sabit.
Baca juga:
- Soroti Prodamas, Calon Wali Kota Kediri Bunda Fey Sebut Program Kesejahteraan Masyarakat Harus Lanjut
- Tingkatkan Nilai Keislaman Pelajar, Pemkab Banyuwangi Kembali Gelar FAS
- Kunjungi Kelurahan Manisrenggo, Bunda Fey juga Beri Perhatian Khusus untuk Penyandang Disabilitas
- Datangi Pasar Oro-Oro Dowo, Abah Anton-Dimyati Disambut Yel-Yel Menang Total
- Pj Wali Kota Malang Dukung Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk Petugas Pilkada 2024
Prihatin mendengar kabar para korban yang memilih pulang karena takut biaya pengobatan, Mas Dhito langsung menelepon Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Simpang Lima Gumul, Tony Widyanto. Mas Dhito meminta supaya para korban bisa dirawat di rumah sakit milik pemerintah Kabupaten Kediri tersebut.
“Dok, ini kejadian di Wates, korban yang luka berat atau ringan sudah pulang (dari rumah sakit, red) karena takut biaya. Kita cover ya,” kata Mas Dhito, melalui sambungan telepon.
Usai menelepon, Mas Dhito pun mendatangi rumah Kristiono. Ditemui oleh Kristiono dan istrinya, selain memberikan santunan, Mas Dhito menyampaikan niat kedatangannya itu untuk meminta korban supaya mau dirawat kembali di rumah sakit milik pemerintah daerah.
Kristiono pun terlihat menuruti anjuran Mas Dhito. Setelah berpamitan, Mas Dhito berpesan kepada Kepala Desa Pojok, supaya para korban yang mengalami luka-luka dan malam itu memilih pulang, supaya mau dirawat.
Kepala Desa Pojok, Darwanto, dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa dalam kejadian tersebut, ada 10 orang yang menjadi korban. Tiga diantaranya, meninggal. Dari tujuh orang yang mengalami luka dan dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, empat diantaranya memilih pulang.
“Tiga orang yang masih dirawat di rumah sakit, ada orang tuanya (pembacok) bapak, ibu sama adik. Khusus adiknya, saat ini kritis,” ungkapnya.
Disampaikan juga, dari informasi yang dirinya terima, pada pagi hari itu pembacok atau pelaku, sempat terlibat cek cok dengan ibunya. Kemudian, kejadian pembacokan terjadi di siang hari. Pelaku mengamuk dengan posisi membawa sabit.
“Jadi, siapapun yang ada di sana disabet. Yang melerai pun ikut dibabat,” terangnya.
Ketua RT 41, Nurkholis, yang rumahnya tidak jauh dari tempat tinggal pelaku, menyampaikan kejadian terjadi sekitar pukul 12.30. Dirinya waktu itu juga sempat dikejar-kejar pelaku dengan membawa sabit.
“Kejadiannya cepat, paling tidak sampai lima belas menit. Pelaku sendiri orangnya tertutup,” bebernya.
Sebagaimana diketahui, usai kejadian pembacokan itu, pelaku berisial R (35) tahun diamankan polisi. Sementara, tujuh korban luka dilarikan ke RS Surya Melati, sedang tiga korban meninggal dibawa ke RS Bhayangkara Kediri. Tiga korban meninggal yakni Trinah, Siti Mujayanah dan Aziz, yang pada malam harinya langsung dimakamkan di Pemakaman Umum Desa Pojok. (kom/pan/sit)