Pemerintahan

Dekatkan Layanan Masyarakat Trenggalek, Bupati Arifin Luncurkan Program Program Makaryo ning Deso Hebat

Diterbitkan

-

Dekatkan Layanan Masyarakat Trenggalek, Bupati Arifin Luncurkan Program Program Makaryo ning Deso Hebat
PROGRAM: Bupati Trenggalek beserta jajaran saat jalankan program Mening Deh di Desa Banaran, Kecamatan Tugu. (memontum.com/mil)

Memontum Trenggalek – Dalam rangka menjaga konsistensi pendekatan pelayanan kepada masyarakat, Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin, kembali menjalankan Program Makaryo Ning Deso Hebat (Mening Deh). Peluncuran di hari pertama pelaksanaan program Mening Deh tersebut, Bupati Arifin beserta jajaran menyasar Desa Banaran, Kecamatan Tugu.

Kurang lebih sekitar 40 persen pelayanan yang dimiliki Pemkab, dalam peluncuran itu diboyong ke desa, untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses pelayanan. Sementara tema yang diusung, yakni ‘Gadis Pentas Senggol Perak’ yang merupakan akronim dari Gerakan Dasa Wisma dalam Percepatan Penurunan dan Pengentasan Anak Stunting dan Desa Nol Perkawinan Anak. Dalam pelaksanaan itu, salah satu tujuan kegiatan Makaryo Neng Deso, diantaranya menurunkan angka stunting dan stop perkawinan anak.

“Hari ini rutin kita makaryo ning deso. Kita mengecek beberapa layanan yang ada di kecamatan. Seperti di Dinas Kesehatan, ada layanan stunting yang akan kita launching, karena Pak Presiden juga mengarahkan untuk mengurangi bahan bahan yang membutuhkan ekstra atau ultra proses. Besok, para pendamping ASI untuk mencegah stunting dipastikan dimasak oleh kelompok-kelompok masyarakat setempat. Kemudian, didistribusikan ke warga warga,” terang Bupati Arifin, saat dikonfirmasi Rabu (18/01/2023) siang.

Baca juga:

Advertisement

Dijelaskan suami Novita Hardiny ini, di Desa Banaran, tadi juga ada kader pendamping Balita. Itu diharapkan, nantinya bisa mendistribusikan makanan makanan sehat ini kepada masyarakat. Dipastikan, nanti makanan pendamping tidak hanya biskuit, karena makanan yang ekstra proses itu tidak baik untuk tumbuh kembang anak.

“Termasuk, nanti kita juga akan mengecek beberapa proyek infrastruktur yang sudah selesai. Jadi, pelayanannya banyak mulai dari BUMD, Dinas OPD dan juga saya senang kepala desa punya keperpihakan dengan UMKM dan diminta tampil dan tadi juga saya minta borong,” terangnya.

Sesuai data BPS, tambahnya, sektor non formil tercatat 77 persen dan sektor non formil ini hidup dari kegiatan atau event ke event seperti ini. Jadi, penyelenggaraan kegiatan atau event event seperti ini penting untuk menciptakan pasar.

“Kemudian terkait dengan stunting seperti yang disampaikan oleh Bu Novita, pemenuhan makanan bergizi yang baik tumbuh kembang anak tidak harus dengan makanan-makanan mahal. Seperti, tadi daging ternyata kandungan Zinknya lebih kecil dari ikan laut yang harganya jauh lebih murah. Apalagi, kita sebagai salah satu daerah penghasil ikan, baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya,” jelas Bupati Arifin.

Yang terpenting, sambungnya, penanganan stunting itu adalah gizi seimbang. Yang tidak harus didapatkan dari makanan-makanan yang mahal. Kemudian makanan yang membutuhkan ekstra atau ultra proses harus juga dihindari.

Advertisement

“Anggaran makanan pendamping ASI itu, nanti akan kita kucurkan ke kelompok. Kemudian, kita ajari untuk menyajikan menu yang cukup gizi untuk tumbuh kembang anak,” imbuhnya.

Perlu diketahui, tambahnya, Ketua TP PKK Trenggalek juga sering menciptakan menu melalui program Sareng Masak Sama (SMS). Ketua TP PKK bersama kader, dari situ kemudian membagikan kepada balita-balita. Melalui program ini, diharapkan angka stunting di Trenggalek bisa lebih ditekan.

“Alhamdulillah, untuk angka stunting sendiri kita turun. Awal 3 hingga 4 tahun lalu,  hampir di angka 30. Sekarang, penilaian mandiri ada di angka 8 hingga 11 persen. Mudah-mudahan kedepannya, itu bisa terus menurun dan menurun,” papar Mas Ipin-sapaan akrabnya. (mil/sit)

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas