Mojokerto

Dituding Jadi Provokator, 2 Mandor PT ITI Dipecat

Diterbitkan

-

Empat karyawan PT. ITI yang diberhentikan kerja saat di wawancarai awak media

Memontum Mojokerto – Puluhan karyawan PT ITI yang berada di jalan raya Mojosari-Pacet Dusun Wunut Desa Sampangagung melakukan mogok kerja sebagai aksi solidaritas terhadap empat temannya yang diberhentikan kerja secara sepihak. Menurut karyawan yang bernama Sumarita salah satu karyawan yang juga diberhentikan kerja oleh perusahaan mengatakan, ini adalah aksi solidaritas dari puluhan buruh yang berkerja di PT ITI terkait adanya pemberhentian kerja terhadap, empat karyawan pabrik yang di berhentikan.

“Pemberhentian kerja ini dilakukan tanpa alasan yang jelas, kami belum mendapat keterangan apapun dari perusahaan, yang jelas Kami diberhentikan kerja,” kata Sumarita di lokasi, Jum’at (26/10/2018).

Lanjut Sumarita, kami diberhentikan kerja dari WA group Oleh Kepala Bagian Finnising, yang bunyi nya “yang lain masuk kecuali nama yang dicantumkan tidak boleh masuk kerja (empat karyawan yang diberhentikan kerja)”.

Manager PT. ITI menjelasakan pada awak media dalam ruang Meeting Room

Manager PT. ITI menjelasakan pada awak media dalam ruang Meeting Room

“Kami diberhentikan namun di posisi kami berkerja digantikan oleh anak baru, kami masih menunggu hasil metting, meminta kejelasan dan kepastiannya,” ujarnya.

Menurutnya aksi ini juga menuntut agar pihak dari PT. ITI juga memecat dua orang kepala bagian yaitu Astrid dan Ayu, karena di duga kedua kepala bagian ini menjadi provokatif di dalam pabrik. Sedangkan Handoko selaku Menejer PT ITI menjelasakan kepada awak media, bahwa pihaknya masih merundingkan kembali terkait ke empat karyawan yang diberhentikan kerja dari PT ITI

Advertisement

“Kami belum memecatnya, namun kami akan mempertimbangkan lagi, alasan kami memberhentikan ke empat orang ini karena menurut laporan dari Kepala bagian bahwa ke empat orang ini sering lalai dalam berkerja bahkan membangkang jika diingatkan, karena kami juga menjaga kualitas produk kami,” ujarnya.

Terkait dua kepala bagian yang kami keluarkan, lanjut Handoko, ini permintaan dari karyawan untuk mengeluarkan dua orang kepala bagaian bukan dari kemauan perusahaan dan kami penuhi, karena saya lebih memilih menyelamatkan yang banyak dari pada saya mempertahankan satu dua orang tapi saya kehilangan banyak orang, ungkapnya di dalam ruang meeting PT. ITI.(den/gan/yan)

Advertisement
Lewat ke baris perkakas