Kota Malang

Dr Umar Usman dan Tim Medis RSUD Kota Malang, Imbau Jaga Kesehatan Gigi Anak dengan Asupan Gizi Berimbang

Diterbitkan

-

Spesialis Kesehatan Gigi Anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Malang, drg. Hesty Muharini, Sp. KGA

Memontum Kota Malang – Menjaga kesehatan gigi pada anak hendaknya dilakukan sejak dini. Bahkan akan lebih bagus saat tumbuh gigi pertama pada anak, yakni pada anak yang berusia sekitar 8 bulan, sang anak sudah mulai dikenalkan kepada dokter gigi untuk diperiksakan kesehatan giginya. Hal itu, juga dimaksudkan agar sang anak terbiasa untuk peduli pada kesehatan giginya.

“Jadi kenapa lebih baik jika sang anak diperiksakan kesehatan giginya saat pertama tumbuh gigi, yaitu sekitar usia 8 bulan hingga usia 1 tahun, itu dimaksudkan agar anak terbiasa menjaga kesehatan giginya. Kalau sang anak dibawa ke dokter gigi hanya saat sakit, yang jelas seorang anak akan takut dan kebanyakan tidak mau. Dari situ kan sang anak dan orang tua juga memiliki pemahaman lebih terkait kesehatan gigi pada anak,” jelas Spesialis Kesehatan Gigi Anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Malang, drg. Hesty Muharini, Sp. KGA

Kepala RSUD Kota Malang, dr Umar Usman

Kepala RSUD Kota Malang, dr Umar Usman

Selain itu menurutnya, salah satu langkah awal untuk menjaga kesehatan gigi pada anak yaitu dengan tidak mengenalkan makanan yang terlalu banyak mengandung manis. Hesty menyebut, saat ini juga masih banyak orang tua yang masih menjadikan makanan yang banyak mengandung manis seperti permen dan coklat kepada sang anak.

“Sebenarnya kalau tidak dikenalkan anak-anak itu tidak akan kenal kok. Nanti yang dikhawatirkan jika jadi kebiasaan, nanti sang anak yang lama-lama minta. Sebenarnya anak-anak akan kenal permen dan coklat saat memasuki masa sekolah, dan itu juga kurang baik untuk kesehatan gigi jika terlalu banyak. Kondisi itu akan lebih parah jika sejak usia dua tahun sudah kenal dan suka permen atau cokelat, karena bisa jadi kebiasaan,” terang Hesty.

Lebih lanjut Hesty menjelaskan, seorang anak mengkonsumsi terlalu banyak makanan yang mengandung manis dan gula hingga menjadi kebiasaan, dikhawatirkan hal itu juga yang nantinya semakin menyulitkan saat perawatan.

Advertisement

“Kalau sudah menjadi kebiasaan, akan menyulitkan perawatan. Bahkan kalau gigi berlubang lalu ditambal sebagus apapun, kalau diet gulanya terlalu tinggi, maka tembelannya juga rawan bocor lagi, atau infeksinya semakin dalam,” tutur Hesty.

Oleh karena itu, ia menyarankan, para orang tua hendaknya lebih baik melakukan pencegahan pada hal-hal yang dapat mengganggu kesehatan gigi pada anak.

“Jadi sudah jelas kalau menambal pun, pada anak akan lebih susah, kalau orang tua kan lebih mudah diarahkan, kalau anak-anak kan pasti lebih susah. Makanya lebih disarankan untuk mencegah dengan diet yang benar dan sikat gigi tadi,” imbuhnya.

Selain itu, yang perlu diperhatikan oleh para orang tua adalah konsumsi susu pada anak, baik itu susu formula maupun Air Susu Ibu (ASI). Ia meyebut, saat ini masih banyak ibu yang salah persepsi terkait pemberian ASI pada sang anak, yaitu dengan memberikan ASI yang membuat susu ibu terlalu lama berada dalam mulut sang anak.

Advertisement

“Kadang kan ada ibu-ibu yang gitu, mentang-mentang ASI, anaknya dibiarkan ngempeng semalaman, itu kan juga kurang baik, pasalnya ASI pun juga mengandung gula. Jadi kalau selesai minum juga harus dilepas, botol susu pun juga begitu,” urai Hesty.

Untuk itu, ia menyarankan demi menjaga kesehatan gigi, sang anak bisa diberi asupan makanan dengan gizi yang berimbang, seperti buah dan sayur. Selain itu juga disarankan untuk tidak memberi makanan yang terlalu lembek pada sang anak. Hal itu dimaksudkan agar rahang sang anak juga terlatih dan bisa berfungsi secara optimal

“Selain makanan yang seimbang, anak juga jangan diberi makanan yang terlalu lembek, karena kalau tidak dilatih untuk mengunyah rahangnya tidak bisa tumbuh optimal. Kalau rahangnya kecil dan giginya tumbuh dengan ukuran dewasa, giginya akan berjejal dna kurang rapi,” jelas Hesty.

Untuk itu, Ia mengimbau kepada para orang tua, untuk tidak ragu memeriksakan sang anak pada dokter gigi tiga bulan sekali hingga usia 10-12 tahun. Hal itu dikarenakan pada masa pertumbuhan hingga anak berusia 12 tahun gigi seorang anak masih belum gigi tetap.

Advertisement

“Jadi beda dengan orang dewasa yang sudah gigi tetap. Kalau untuk anak hingga usia 10-12 tahun masih harus 3 bulan sekali. Kalau untuk sekedar kontrol bisa cek ke dokter gigi terdekat, dan itu tidak harus ke spesialis, di Puskesmas juga bisa dan gratis,” pungkasnya. (gim/yan)

 

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas