Kota Batu
Dusun Brau Kota Batu, Wilayah Terpencil Sentra Penghasil Susu yang Dijadikan Wisata Edukasi
Memontum Kota Batu – Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, merupakan salah satu dusun yang tergolong terpencil diantara dusun lain di Kota Batu. Namun di balik semua itu, siapa sangka bahwa di wilayah terpencil tersebut, ternyata menyimpan sejumlah potensi yang sangat luar biasa secara ekonomi masyarakat.
Wilayah yang berada di kaki Gunung Banyak, ini merupakan sentra penghasil susu sapi. Hal itu dikarenakan, populasi sapi perah yang sangat banyak hingga dua kali lipat dari jumlah penduduknya.
Potensi susu sapi perah, ini menjadi sandaran hidup masyarakat Dusun Brau. Setiap harinya, ribuan liter susu sapi dihasilkan. Susu sapi berkontribusi besar terhadap taraf perekonomian masyarakat Brau.
Ketua Koperasi Margo Makmur Mandiri Desa Gunungsari, Muhammad Munir, mengatakan bahwa sekitar 90 persen penduduk Dusun Brau beternak sapi perah. Populasi sapi perah hampir mencapai 800 ekor. Melimpahnya hasil ternak, berupa susu menjadi berkah dalam meningkatkan taraf perekonomian masyarakat Brau.
Baca juga:
- Kelanjutan Proyek WTP, Sekda Kota Malang Tegaskan Tunggu Persetujuan Lingkungan
- DPC PKB Trenggalek Kuatkan Konsolidasi Pemenangan Pilgub dan Pilbup 2024
- Pendapatan Pajak Kota Malang Triwulan III Lampaui Target, PBJT Mamin dan BPHTB di Angka Lebih 60 Persen
- Masa Kampanye Pilkada 2024 Bakal Jadi Perhatian Operasi Zebra Semeru
- Sekda Kota Malang Soroti Tingginya ASN Muda yang Tidak Lolos BI Checking di Pengajuan Kredit Perumahan
“Dengan potensi hasil ternak ini, Dusun Brau dijadikan sebagai destinasi wisata edukasi susu. Pemkot Batu melalui Disparta juga memberikan perhatian untuk memacu destinasi wisata berbasis potensi desa,” kata Munir, Rabu (11/05/2022) tadi.
Dusun Brau sendiri terletak di wilayah terpencil yang berjarak 7,5 kilometer dari pusat Kota Batu. Panorama alamnya terkenal begitu memukau. Topografinya, pun sangat menarik dengan berupa perbukitan, menawarkan keindahan alam yang menyatu dengan udara segar. Sehingga, memberikan nilai lebih untuk menarik wisatawan.
Karenanya, tidak heran kalau kemudian banyak pengunjung dari luar daerah yang berdatangan melihat proses pengolahan susu mulai dari hulu hingga hilir. Susu yang dihasilkan sebagian diversifikasi menjadi produk turunan. Seperti permen susu, stik susu, pia susu, keripik susu, labu susu, dan sebagainya.
Munir juga menambahkan, wisata edukasi susu Dusun Brau dibanderol dengan tarif Rp 25 ribu. Tarifnya memang relatif murah, namun pengunjung diberikan pengalaman dan pengetahuan yang belum pernah ditemui di tempat lain.
Wisatawan yang datang pun akan disuguhi segelas susu dan stik susu. Susu yang dihasilkan di Dusun Brau bisa dikatakan memiliki kualitas grade A. Sehingga pada 2020 lalu dilirik produsen cheddar dan mozarella yang berada di Bali.
“Biasanya, wisatawan yang datang ke sini berombongan. Mulai dari Surabaya, Jakarta, sekitar Malang Raya, Madura dan Kediri. Pengunjung berwisata sekaligus belajar cara mengolah susu,” tambahnya.
Selain itu, kata Munir, pada 2021 lalu, diresmikan kandang komunal yang dibangun Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu. Kandang komunal itu, untuk menampung ternak sapi warga agar lebih tersentral.
“Sebelumnya, sapi-sapi ditempatkan di kandang-kandang terpisah. Kini dengan adanya kandang komunal, maka dikumpulkan jadi satu agar terpusat sebagai wisata edukasi. Sehingga, ketika ada wisawatan bisa melihat langsung proses pemerahan hingga pengolahan,” urai Munir. (bir/sit)