Surabaya

Ekspor-Impor Jawa Timur pada November 2018 Menurun

Diterbitkan

-

Memontum Surabaya—-Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur menyatakan perkembangan ekspor dan impor Jatim pada November 2018 mengalami penurunan. Ekspor Jatim November 2018 sebesar USD 1,62 Miliar turun 21,11% dan impor Jatim November 2018 sebesar USD 2 31 Miliar turun sebesar 1,63%. Data tersebut disampaikan langsung oleh Satriyo Wibowo, Kepala Bidang Statistik Distribusi di kantor BPS Jawa Timur, Senin (17/12/2018).

Penurunan yang terjadi disebabkan oleh penurunan ekspor migas pada bulan November 2018 mencapai USD 111,66 juta atau turun sebesar 30,33% dibandingkan Oktober 2018, nilai tersebut turun 0,74% jika dibandingkan pada bulan November 2017. Dan ekspor nonmigas bulan November 2018 mencapai USD 1,50 miliar turun 20,32% dibandingkan bulan Oktober 2018, dan nilai tersebut juga turun sebesar 8,99% dibandingkan November 2017.

“Faktornya di bulan ini memang ekspor berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Ekspor migas mengalami penurunan 0,75% dan nonmigas turun 8,99%. Menurun karena kondisi ekonomi yang sedang menurun,” kata Satriyo Wibowo.

Penurunan juga terjadi pada nilai ekspor tiga komoditas utama dengan nilai tertinggi di Jawa Timur, mengalami penurunan yang signifikan pada bulan November 2018. Tiga komoditas tersebut yakni Perhiasan/Permata, Barang Kayu, Barang Lemak dan Minyak Hewani/Nabati.

Advertisement

Golongan barang 2 digit seperti perhiasan/permata yang menjadi komoditas utama Jawa Timur saat ini sebesar USD 142,20 juta, nilai tersebut turun sebesar 68,61 persen jika dibandingkan dengan transaksi bulan sebelumnya yang mencapai USD 453,03 juta.

Peringkat kedua yang terbanyak diekspor Jatim dari golongan barang kayu sebesar USD 122,42 juta turun 12,58% dibanding bulan sebelumnya, dan golongan barang yang menduduki peringkat ketiga yaitu barang lemak dan minyak/nabati dengan nilai ekspor USD 109,04 juta turun 8,12% dibanding bulan sebelumnya.

“Perhiasan atau permata ini telah menjadi ekspor komoditas utama yang telah berkontribusi sebesar 9,46 pada total ekspor non migas Jawa Timur, golongan komoditas ini paling banyak diekspor ke Jepang dengan nilai sebesar USD 53,23 juta. Barang kayu menyumbang 8,14% dari total ekspor nonmigas Jatim, utamanya dikirim ke Jepang senilai ISD 25,62 juta. Dan barang lemak dan minyak hewan/nabati menyumbang 7,25 persen dari total ekspor nonmigas bulan ini dan utamanya diekspor ke Tiongkok sebesar USD 37,25 juta,” jelasnya.

Sedangkan untuk impor Jatim bulan November 2018 mencapai USD 2,31 miliar turun sebesar 1,63%. Kondisi yang turun ini ditunjukkan oleh kinerja impor komoditas nonmigas yang turun lebih besar dari pada kenaikan impor migas.

Advertisement

“Impor migas bulan November 2018 ke Jatim mengalami kenaikan 24,39% dari USD 499,53 juta menjadi USD 621,36 juta, nilai impor migas mengalami peningkatan sebesar 48,12% bila dibandingkan dengan November 2017. Sedangkan impor nonmigas justru turun 8,65% dibandingkan bulan sebelumnya USD 1.850,81 juta menjadi USD 1.690,74 juta, impor migar menyumbang 73,13% November 2018, dibandingkan November 2017 masih mengalami kenaikan sebesar 6,77%,” terang Kabid Statistik Distribusi.

Sementara itu, Satriyo menjelaskan jika komoditas di bulan November 2018 ini yang tertinggi import mesin-mesin pesawat mekanik, plastik dan barang dari plastik. Golongan mesin pesawat mekani dengan nilai transaksi sebesar USD 216,26 juta naik 24,31% dari bulan sebelumnya yang mencapai USD 173,98 juta, golongan besi dan baja menyumbang nilai impor sebesar 9,67% atau mencapai USD 163,53 juta, dan golongan plastik dan barang dari plastik memiliki nilai impor sebesar USD 133,60 juta atau mencapai 7,90%.

“Kelompok barang mesin-mesin pesawat mekanik mempunyai peranan 12 koma 79% dari total impor nonmigas Jawa Timur bulan ini dan utamanya diimpor dari Tiongkok sebesar USD 76,58 juta, peringkat kedua golongan besi dan baja komoditas ini utamanya berasal dari Tiongkok dengan nilai impor sebesar USD 30,29 juta selama November 2018. Dan golongan plastik dan barang dari plastik juga berasal dari Tiongkok dengan nilai impor sebesar USD 30,78 juta selama November 2018,” jelasnya. (est/ano/yan)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas