Banyuwangi
Festival Lobster Pertama di Tanah Air, Sukses Digelar Pemkab Banyuwangi
Memontum Banyuwangi – Pemkab Banyuwangi menggelar Festival Lobster, yang tergolong salah satu festival khusus lobster pertama di Tanah Air. Festival yang digelar di Pantai Mustika, Kecamatan Pesanggaran, itu untuk semakin memperkenalkan lobster Banyuwangi yang telah diekspor ke banyak negara.
Aneka makanan olahan lobster ditampilkan dalam festival yang digelar selama dua hari, Sabtu – Minggu Minggu (3-4 April 2021). Ada lobster bakar, lobster saus padang, lobster cheese cream, hingga lobster berbumbu kari.
Baca Juga :
- Pj Wali Kota Malang Dukung Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk Petugas Pilkada 2024
- Pemkot Malang Targetkan Penyelesaian Masalah Anak Putus Sekolah Rampung di 2024
- Bakesbangpol Kota Malang Pastikan TPS Pilkada 2024 Aman dari Banjir di Musim Penghujan
- Atasi Lonjakan Harga Sembako Menjelang Pilkada, Pemkot Malang Siapkan Operasi Pasar
- Datangi Kampung Biru, Abah Anton Terima Dukungan untuk Kembali Memimpin Kota Malang
“Rasanya mantul. Enak banget. Yang berbumbu kari ini saya suka,” ujar Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, saat menghadiri acara tersebut, Minggu (04/04).
Bupati Ipuk menjelaskan, festival ini digelar untuk mengangkat kekayaan laut yang ada di Banyuwangi, lobster salah satunya. Kabupaten Banyuwangi telah dikenal dengan wisata pantainya. Salah satunya, Pantai Mustika yang memiliki lansekap cantik dan dikenal sebagai sentra kuliner lobster.
Pantai Mustika terletak di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi. Lokasinya tak jauh dari Pantai Pulau Merah, sekitar 3 km ke arah barat.
“Festival ini bukan sekadar event pariwisata, namun lebih dari itu. Kami ingin mengenalkan kekayaan laut kita, lobster salah satunya. Kami ingin mengenalkan bahwa Banyuwangi mampu menghasilkan lobster yang berkualitas ekspor,” kata Ipuk.
Pantai di pesisir Selatan Banyuwangi dikenal sebagai salah satu penghasil lobster yang berkualitas tinggi. Lobster yang ditampilkan dalam festival ini adalah hasil tangkapan nelayan setempat.
Lobster-lobster dari Banyuwangi juga telah rutin diekspor ke Singapura, Malaysia, dan Taiwan dari pintu Bandara Banyuwangi.
Bupati Ipuk menjelaskan, pihaknya juga telah melakukan pertemuan dengan Kepala Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Bangsring, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Sejumlah rencana mendukung pengembangan lobster bakal digeber. Salah satunya dukungan dari KKP untuk membikin Lobster Center di Banyuwangi sebagai sentra penelitian dan pengembangan lobster.
“Konsepnya eduwisata lobster, mulai dari riset, konservasi, penyuluhan, budidaya, edukasi, dan lainnya akan ada di lobster center. Dukungan KKP sangat luar biasa dan kami berharap bisa segera dikolaborasikan untuk direalisasikan,” papar Ipuk.
Plt Kepala DInas Perikanan Banyuwangi, Arief Setyawan menjelaskan, festival ini menghadirkan beraneka jenis lobster yang ditangkap di sekitar pesisir Selatan Banyuwangi.
“Lobster banyak ditangkap nelayan di sekitar sini. Mulai dari perairan Pantai Grajagan, Mustika, Rajegwesi, hingga Pantai Plengkung. Jenisnya ada yang lobster bambu, lobster pasir, dan mutiara. Yang paling sering ditemukan adalah lobster pasir dan bambu,” kata Arief.
Lobster tangkapan nelayan setempat ini telah memasok pasar Bali, Surabaya hingga Jakarta. “Biasanya juga, dari kota tersebut ada yang tidak dikonsumsi sendiri, namun dikirim untuk ekspor,” kata Arief.
Ditambahkannya, festival ini merupakan kolaborasi antara pemkab dan salah satu penyedia jasa akomodasi di Banyuwangi dalam rangka pemulihan ekonomi daerah. Dalam kesempatan itu, salah satu hotel di Banyuwangi memberikan dukungan dalam festival dengan memberi edukasi kuliner berbahan lobster bagi ibu-ibu setempat. (kom/ed2)