Probolinggo
Finalis Kakang Ayu 2016 Kota Probolinggo Tewas Kecelakaan
*Keluarga Tidak Tahu, Dikira Kuliah Ternyata Sudah Dimakamkan
Memontum Probolinggo–Malang nasib keluarga Muhammad Dedi Irawan (19) almarhum, mereka semua tidak tahu jika Dedi, sapaan akrap almarhum, sudah meninggal dunia sepuluh hari lalu, akibat kecelakaan di Pasuruan tanggal 20-10-2017. Finalis Kakang Ayu 2016 Kota Probolinggo ini meninggal akibat kecelakaan yang terjadi di Jl Raya Blandongan Pasuruan atau tepatnya sebelah timur Pos Polisi Terminal pasuruan.
Keluarga Almarhum baru mengetahui bahwa sudah meninggal dan sudah dikubur oleh pihak rumah sakit Purut Pasuruan tersebut. Karena ada informasi tanggal 28-10-2017 dari orang yang datang dan mengabarkan jika anaknya kecelakaan dan berada di RS Pasuruan.
Jumad, warga Jl Mayjen Hariono Gang 10 Kelurahan Jati Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo, ayah Dedi, sontak kaget mendengar kabar tersebut. Hari itu juga, Jumad mengecek ke RS Purut. Tapi dinyatakan tidak ada. Karena penasaran akirnya Jumat (29/10/2017) langsung ke kampusnya, STIKI di Malang.
Setiba di Malang Jumad langsung medatangi teman almarhum, malah teman temannya menjawab kalau almarhum pulang pada tanggal 20/10/2017 lalu. Mendengar pernyataan teman teman almarhum, Jumad langsung kembali lagi ke RS Purut Pasuruan untuk mengklarifikasi lagi. Sesampai di RS trsebut, masih nihil tidak dapat informasi yang memuaskan. Tapi Jumad mendapat alamat lawan kecelakaan nya di daerah Grati Kabupaten Pasuruan.
Demi mendapatkan info tentang anaknya Jumad pun mencari alamat yang diberikan ke Grati. Setelah bertemu dan mendapatkan info, Jumad langsung mendatangi Pos Polisi di pertigaan terminal baru pasuruan.
Di pos itulah Jamad mendapatkan keterangan, Jamad disuruh ke Satlantas Pasuruan. Lalu Jamad pun langsung menuju Satlantas. Disitulah Jamad menemukan titik terang. Karena di Satlantas tersebut Jamad mendapatkan barang bukti berupa tas, laptop dan dompet, KTP, serta ada juga Akta kelahiran almarhum.
Tidak pikir panjang akirnya Jumad langsung ke RS Purut lagi didampingi oleh anggota Satlantas Pasuruan. Cuman disayangkan pernyataan dari RS bahwa tetap bilang tidak ada, meskipun ada surat visum yang dikeluarkan dan ditandatangani oleh Dokter RS tersebut.
Tidak terima dengan pernyataan tersebut, Jumat meminta ke ruang kamar mayat, dari situlah Jumad langsung menanyakan ke pihak kamar mayat tentang anaknya. Dari salah satu petugas kamar mayat, pada tanggal 20/10/2017 memang ada korban meninggal karena kecelakaan, juga memberitahukan ciri cirinya korban. Selain itu juga ditunjukkan kaos dan celana korban, dan juga foto pas memandikan jenasah oleh petugas.
Dari keterangan petugas RS tersebut dan memastikan itu benar anaknya, lalu Jumad bertanya kemana jasadnya. Tetapi Jumad langsung shock mendengar penjelasan petugas kalau anaknya sudah dimakamkan setelah 3 hari di kamar mayat RS Purut.
Yang di sesalkan kenapa tidak ada pemberitahuan kepada pihak keluarga padahal identitas lengkap. Dengan berkaca-kaca Jamad juga mengungkapkan kenapa anaknya di makamkan, jawaban dari pihak petugas, karena jenasah sudah bau dan RS dekat dengan perkampungan. Makanya jenasah dimakamkan oleh pihak RS.
Dari kejadian tersebut, pihak keluarga almarhum akan meminta kuburan anaknya di bongkar dan jenasahnya dilakukan visum ulang, serta akan dimakamkan di Probolinggo. Dan pihak keluarga tentunya akan menuntut atas kejadiaan tersebut.
“Saya akan menuntut atas kejadian yang menimpa anak saya ini, karena yang saya sayangkan kenapa tidak ada pemberitahuan kepada pihak keluarga,” ungkap Jumad dengan sedih. Almarhum meninggalkan istri bernama Eka Wulansari dan anaknya yang masih kecil. (pix/yan)