Gresik
Galian Pipa Gas Ancam Pengguna Jalan Mayjen Sungkono
Memontum Gresik—- Kondisi Jalan Mayjen Sungkono, mulai dari perempatan Nippon Paint sampai dengan Desa Prambangan, kini kondisinya memprihatinkan, membuat pengguna jalan haris exstra hati hati.
Di kiri jalan terlihat alat berat, serta lobang-lobang besar untuk menanam pipa gas. Ironisnya, lobang itu dibiarkan menganga tanpa adanya pengamanan yang maksimal. Bahkan jika malam hari, lobang ukuran raksasa itu seakan tidak terlihat dan sangat membahayakan pengguna jalan.
Akibat pengerukan yang luar biasa itu, kini kondisi jalan malah rusak parah. Aspal jalan banyak yang mengelupas, menjadi lobang baru. Sedangkan di bahu jalan, terdapat bekas galian dan tumpukan material.
Bahkan kalau pagi dan sore, jalan menjadi padat karena arus lalu lintas terhalang banyaknya lobang. Bila hujan turun, lobang di jalan banyak berubah menjadi genangan. Sedangkan saat kering, debu beterbangan sepanjang jalan.
Kepala Desa Sukorejo, Fatkurrahman mengatakan pihaknya bersama empat kepala desa lainnya dan sejumlah pengurus serikat pekerja perusahaan di sepanjang Jl Mayjen Sungkono, sudah membuat kesepakatan menuntut agar kondisi Jl Mayjen Sungkono dikembalikan lagi seperti dulu.
“Kita minta kondisi jalan dikembalikan seperti dulu, alat berat segera disingkirkan. Dan yang penting, air PDAM kembali mengalir ke rumah warga,” ujar Fatkurrahman.
Sementara itu, Sunyoto juru bicara Konsorsium Wijaya Karya Konsorsium Wijaya Karya Rabana Kelsri (KWRT) yang mengerjakan pemasangan pipa gas mengatakan, pihaknya sudah melapor ke Dinas PUTR Pemkab Gresik bahwa progress pengerjaan di Jl Mayjen Sungkono sampai Prambangan dan Kedanyang selesai awal Februari 2018.
Namun diakui Sunyoto, tampaknya target itu bakal meleset. Sebab banyak faktor yang mempengaruhinya. Di antaranya, hujan yang turun sewaktu-waktu sehingga mengganggu pengerjaan penggalian dan penanaman pipa. Kendala lainnya, seluruh perusahaan yang bagian depannya terkena proyek ini meminta agar pengerjaan dilakukan hari Sabtu malam hingga Minggu.
“Alasannya, pabrik libur termasuk tidak ada truk yang parkir. Tapi Minggu malam pengerjaan harus selesai, karena Senin pagi pabrik sudah beraktivitas normal. Kendala ini yang tentu saja, mempengaruhi progres yang sudah kita buat sebelumnya,” ujar Sunyoto melalui telepon, Selasa (16/1/2018) sore. (sgg/yan)