Pemerintahan
Gebyar PKH di Kecamatan Karangan, Bupati Trenggalek Mengaku Bangga Ada 11 Perempuan Nyatakan Diri Keluar KPM PKH
Memontum Trenggalek – Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, didampingi istri, Novita Hardiny Mochamad, menghadiri kegiatan gebyar PKH di halaman Kantor Kecamatan Karangan. Dalam kesempatan itu, bupati turut bangga dan mengapresiasi 11 perempuan asal kecamatan setempat, yang menyatakan keluar dari Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH.
“Saya senang sekaligus bangga, kepada 11 perempuan yang berani menyatakan jika mereka lulus secara mandiri dari KPM PKH. Ini artinya, perempuan-perempuan yang dahulu belum memiliki pendapatan, saat ini sudah memiliki pendapatan sendiri. Ini sangat luar biasa,” ungkap Bupati Arifin, Senin (20/02/2023) siang.
Dijelaskan Bupati Trenggalek, dari 11 perempuan hebat ini, diantaranya telah berpendapatan dari bisnis online. Ada pula yang berjualan kebutuhan rumah tangga, maupun nasi bungkus dan juga sayur mayur.
“Saya hanya bisa mendoakan bisnis yang dijalani, ini bisa meningkatkan sektor ekonomi mereka dalam keluarga. Dan, bisa sukses sampai kedepannya,” imbuhnya.
Mas Ipin-sapaan akrabnya juga berharap kepada KPM PKH, bisa memanfaatkan bantuan yang diterima dengan baik. Memenuhi kebutuhan keseharian maupun biaya sekolah anak. Sedangkan kalau ada sisa diharapkan bisa ditabung.
“Saya minta, agar disisakan untuk bisa merintis usaha. Dengan begitu, kita harapkan bisa graduasi juga,” tegas Bupati Trenggalek.
Baca juga :
- Soroti Prodamas, Calon Wali Kota Kediri Bunda Fey Sebut Program Kesejahteraan Masyarakat Harus Lanjut
- Tingkatkan Nilai Keislaman Pelajar, Pemkab Banyuwangi Kembali Gelar FAS
- Kunjungi Kelurahan Manisrenggo, Bunda Fey juga Beri Perhatian Khusus untuk Penyandang Disabilitas
- Datangi Pasar Oro-Oro Dowo, Abah Anton-Dimyati Disambut Yel-Yel Menang Total
- Pj Wali Kota Malang Dukung Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk Petugas Pilkada 2024
Sementara itu, Novita Hardiny menyampaikan jika dirinya ingin mendorong KPM PKH di daerahnya semakin berdaya. Salah satunya, dengan memberikan kelas pemberdayaan bagi Keluarga Penerima Penerima Manfaat (KPM) PKH agar berpeluang lebih berdaya.
Tidak perlu modal yang besar, namun bisa lebih berdaya bagi keluarga. “Tadi ada yang menjual hasil pertanian secara online. Pengetahuan berjualan secara online menurut saya sangat diperlukan bagi KPM PKH. Makanya kedepannya, kita akan mendorong mereka agar semakin berdaya lagi,” kata Ketua Tim Penggerak PKK Trenggalek ini.
Disampaikan ibu tiga anak ini, graduasi dalam program sosial PKH sendiri ada dua, yakni mandiri dan reguler. Yang dimaksud graduasi mandiri, dimana KPM PKH itu secara sadar merasa dirinya sudah mampu dan minta dikeluarkan dari penerima bantuan sosial.
“Yang kedua adalah graduasi reguler. Dimana dilakukan graduasi karena ada verifikasi dari pendamping, setelah diverifikasi KPM itu ternyata sudah masuk dalam kategori yang sudah mampu, sehingga diusulkan untuk dikeluarkan dari KPM PKH,” jelasnya.
Dalam kegiatan Gebyar PKH ini, untuk graduasi mandiri, pemerintah mencoba berikan apresiasi kepada mereka yang lulus. Diharapkan dengan begitu bisa menjadi pemicu KPM PKH lain yang sudah mampu untuk melakukan hal yang sama.
“Walaupun mereka sudah masuk graduasi bukan berarti kita sudah melepaskan pengawasan terhadap mereka. Jadi mereka akan kita ikutkan dalam program program pelatihan dan juga kita lakukan pemantauan. Sehingga kita yakin yang graduasi ini betul-betul mandiri. Jangan sampai mereka di graduasi akhirnya masuk lagi dalam kategori miskin,” paar Novita.
Sesuai data yang ada, ada sebanyak 4.919 KPM PKH yang graduasi tahun 2023 ini. Dari angka itu, dua ratusan KPM yang menyatakan graduasi mandiri dari program sosial PKH. Sedangkan di Kecamatan Karangan, dari 248 KPM PKH yang graduasi, 11 PKM menyatakan graduasi secara mandiri. (mil/sit)