Kota Malang
GOJEK Berikan Pelatihan Keamanan Bagi Pengguna dan Mitra
Memontum Kota Malang – GOJEK berkomitmen menghadirkan ruang yang aman bagi seluruh pengguna dan mitra. Pasalnya, keamanan pengguna dan mitra bukan melulu mengenai pengembangan fitur. Ruang aman bisa diwujudkan dan dipertahankan melalui edukasi yang bersifat preventif.
“Bagi kami, rasa aman adalah kebutuhan mendasar bagi mitra dan pengguna. Pengembangan dan keamanan fitur bermanfaat bagi mitra dan pengguna saat dalam perjalanan, Namun edukasi mitra dengan pengetahuan yang tepat bagaimana cara mencegah hal-hal yang dapat menyebabkan gangguan keamanan, cukup diperlukan. Sehingga menciptakan budaya peduli aman di lingkungan mereka masing-masing,” jelas Alfianto Domy Aji, Head of Regional Corporate Affairs East Java GOJEK, didampingi Senior Associate Corporate Affairs GOJEK, Ircham Aganovi.
Menggandeng Hollaback! Jakarta dan Resister Indonesia, GOJEK memberikan pelatihan tatap muka kepada ratusan mitra di Malang, Kamis (25/7/2019).
“Sebagai perusahaan penyedia Iayanan on-demand dengan jutaan pelanggan, kerjasama dengan Hollaback! Jakarta sebagai organisasi nirlaba yang berfokus mencegah dan gerakan melawan kekerasan seksual di ruang publik, sangat tepat. Dengan pelatihan keamanan mitra Iayanan GOJEK, dapat mendorong mereka untuk membagikan pengetahuannya kepada rekan-rekannya dan pengguna. Selain itu, peserta pelatihan juga mampu mengambil tindakan intervensi untuk kekerasan seksual di ruang publik,” jelas Co-Director Hollaback! Jakarta, Anindya Restuviani.
Disebutkan Vivi, sapaan akrabnya, modul pelatihan yang dipaparkan Hollaback! dan organisasi lainnya disesuaikan dengan keseharian mitra. Sehingga tepat sasaran, mudah dipahami dan mudah dijalankan. Mitra berkesempatan mengenal jenis-jenis kekerasan yang harus dihindari, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Selain itu, mitra juga dikenalkan dengan metode intervensi saksi, sehingga menjadi agen penular budaya aman kepada masyarakat sekitar.
Menurut survei, dari 64 persen wanita dan 11 persen pria mengalami pelecehan seksual di ruang publik. Kekerasan seksual itu tergolong dalam fisik, verbal, digital, ekonomi dan mental.
Kunci kekerasan seksual yaitu tidak diinginkan.
Contohnya dari siulan. “Seperti yang dilakukan oleh driver Go-Jek di Palembang patut kita tiru. Setiap ada orang bersiul, dia bilang jangan itu keponakanku. Dan itu berulangkali kepada siapapun. Kenapa? Dia menjelaskan apa bedanya, kalau yang dilakukan itu menimpa anak atau keponakan kita. Yang akhirnya membuat orang lain tersadar. Karena sudah seharusnya setiap orang selalu mengingatkan atau mengintervensi kekerasan sekecil apapun,” tandas Vivi.
Kegiatan ini telah dilakukan lebih dari 30 kota di Indonesia dengan menjangkau lebih dari 4.000 mitra. Selain mitra GO-RIDE dan GO-CAR, edukasi serupa diberikan pula kepada Mitra GO-MASSAGE dan GO-LIFE. Diharapkan mampu menambah wawasan driver, sehingga bermanfaat untuk kenyamanan pengguna Gojek khususnya perempuan.
“Secara umum, kegiatan ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap GOJEK dalam hal keamanan dan kenyamanan.” jelas Maryam Jameela, selaku Founder dari Resister Indonesia, yang mewakili organisasi masyarakat di tingkat lokal.
Selain edukasi preventif dalam menurunkan risiko keamanan, GOJEK menjalankan tiga pilar inisiatif yang terdiri dari pencegahan, perlindungan serta penanganan yang sigap dan responsif.
“Banyak kekhawatiran atas kejahatan seksual yang dialami masyarakat, seperti takut melapor, takut dikucilkan, dan lainnya. Tak hanya dialami kaum perempuan, namun juga kaum laki-laki, terutama anak-anak. Seperti tawuran karena solidaritas atau bully. Alangkah lebih baiknya jika kita bisa mencegah dan menghentikan kekerasan yang terjadi di depan kita,” ungkap Tri Nawangsari, selaku Kepala Unit Perempuan dan Perlindungan Anak Polres Malang Kota. (adn/yan)