Bondowoso
Hadiri Pengukuhan MUI, Bupati Bondowoso Ingatkan Kebersamaan Membina Masyarakat agar Tidak Radikal
Memontum Bondowoso – Ketua Bidang Organisasi MUI Jawa Timur, Dr KH Abdullah Syamsul Arifin, mengukuhkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bondowoso periode 2021 hingga 2026 di Graha Ijen Disparporabud, Sabtu (15/01/2022). Dalam pengukuhan tersebut, juga dihadiri oleh Wakil Ketua MUI Jatim, Prof Dr KH Abd Halim Soebahar, MA dan Bupati Bondowoso, KH Salwa Arifin.
“Amanah paling berat yang harus dijalankan MUI adalah menetralisir masyarakat agar tidak mudah terjerumus dalam radikalisme dan intoleransi,” kata Gus Aab-sapaan KH Abdullah Syamsul.
Ditambahkannya, MUI Bondowoso harus lebih banyak melakukan pembinaan terhadap ummat. Hal ini sangat perlu, karena ada warga yang pernah terpapar paham radikalisme.
Baca juga
- Atasi Lonjakan Harga Sembako Menjelang Pilkada, Pemkot Malang Siapkan Operasi Pasar
- Datangi Kampung Biru, Abah Anton Terima Dukungan untuk Kembali Memimpin Kota Malang
- Pj Wali Kota Malang Tekankan Kewaspadaan Dini Jaga Kondusifitas Pilkada 2024
- Peduli Wilayah Kekeringan, Bunda Indah Distribusikan Tangki Air Bersih untuk Masyarakat
- Ketua DPRD Trenggalek Definitif Periode 2024-2029 Resmi Ditetapkan
Di tempat yang sama, Ketua MUI Bondowoso, KH Asyari Fasya, Lc, mengatakan bahwa paham radikalisme dan intoleransi hampir terjadi di seluruh Indonesia, termasuk Bondowoso. Oleh karena itu, lanjutnya, ini merupakan pekerjaan bersama lintas lembaga. Hal yang telah dilakukan, dengan duduk bersama dengan tokoh masyarakat agar paham ini tidak tumbuh di Bumi Kironggo.
Bupati Bondowoso, KH Salwa Arifin, dihubungi terpisah mengatakan, pihaknya siap bekerjasama dengan MUI dalam melakukan pembinaan terhadap warga Bondowoso. “Mereka harus kita bina, agar tidak terjerumus lebih dalam,” kata Kyai Salwa, sapaan Bupati Bondowoso, Minggu (16/01/2022).
Ditambahkannua, kita bersyukur, karena Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) Bondowoso, kompak. Sehingga, kita selalu bersama-sama dalam menyelesaikan masalah radikalisme dan intoleransi, yang mengganggu Kamtibmas. (sam/zen/sit)