Probolinggo

Harga Kedelai Naik, Home Industri Kampung Tempe Meradang

Diterbitkan

-

Memontum Probolinggo – Melonjaknya harga kedelai dari Rp 8 ribu per kilogram menjadi Rp 10 ribu per kilogram dalam sepekan terakhir membuat puluhan pembuat tempe rumahan di Kampung Tempe Kelurahan Sumbertaman, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo meradang.

“Yang jelas dengan naiknya harga kedelai tersebut membuat penghasilan kita menurun. Sekarang jangan mikir untungnya bisa makan saja sudah alhamdulilah,” kata Salah satu pembuat tempe rumahan di Kampung Tempe RT 02 RW 02 Kelurahan Sumbertaman, Haryanto.

Baca juga:

Haryanto menambahkan bahwa kedelai yang mengalami kenaikan tersebut adalah kedelai impor, Itu yang naik adalah kedelai dari luar kita pakai kedelai impor karena hasil tempenya bagus sementara untuk kedelai lokal hasil tempe kurang bagus.

“Jadi meskipun harga kedelai naik kita tetap produksi karena itu menjadi satu satunya mata pencaharian kami, Meskipun untungnya hanya cukup buat makan,” ujarnya, Jumat (28/05).

Advertisement

Sementara Penggagas berdirinya Kampung Tempe Kelurahan Sumbertaman, Rebudi, berharap ada campur tangan dari pemerintah agar harga kedelai kembali stabil.

“Para pejual tempe masih bisa bertahan disituasi pandemi seperti ini saja sudah bagus malah sekarang dihantam harga kedelai yang melonjak tinggi semoga pemerintah cepat tanggap apa yang menjadi keluhan pembuat tempe rumahan ini,” ungkap Budi

Lebih lanjut pria yang juga menjadi Ketua Rw setempat ini menegaskan bahwa untuk tempe yang beredar di Wilayah Probolinggo dan sekitarnya sebagian besar berasal dari Kampung Tempe Kelurahan Sumbertaman.

“Di Kampung Tempe sendiri yang masuk dalam wilayah Rw 2 kurang lebih ada sekitar 90 an pengrajin tempe belum lagi dari di Rw lain, makanya sebutan kampung tempe ini disematkan pada Kelurahan Sumbertaman,” jelas Rebudi. (geo/ed2)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas