Kota Malang
Harga Telur Merangkak Naik, Distributor Kota Malang Ungkap Dua Hal Faktor Penyebab Harga di Pasaran
Memontum Kota Malang – Harga telur di pasaran kini terus melambung naik. Bahkan, harga tersebut kini mencapai Rp 30 ribu untuk persatu kilogramnya.
Salah satu distributor telur ayam, Andryawan Teguh Prakoso, yang berada di Jalan Pisang Kipas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, mengaku jika kenaikan tersebut dipicu oleh dua hal. Pria yang kerap disapa Awan, menyampaikan jika kenaikan harga telur itu karena saat ini banyak para peternak telur ayam yang gulung tikar, akibat dari Pandemi Covid-19 yang melanda. Sehingga, itu mempengaruhi produksi telur ayam di pasaran.
“Perlu kita ketahui, produsen telur ayam terbanyak itukan ada di wilayah Jawa Timur dan karena waktu lalu Pandemi Covid-19, itu sangat berdampak signifikan ke peternak. Sehingga, banyak peternak yang gulung tikar dan imbasnya ke produksi telur,” jelas Awan, saat dikonfirmasi, Sabtu (27/05/2023) tadi.
Kemudian, tambahnya, kenaikan itu juga disebabkan karena harga dari pakan ayam yang saat ini melambung naik. Sementara, nilai beli dari masyarakat itu berkurang. Karena imbas dari jumlah peternak yang gulung tikar akibat Pandemi Covid-19.
Baca juga:
“Peternak itu masih banyak yang tergantung dengan pakan pabrik. Terutama konsentrat, yang jadi bahan baku pangan pertama mereka. Jadi, mau tidak mau peternak harus ngikut, imbasnya di kenaikan harga pakan,” katanya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihaknya mengaku jika saat ini lebih menyoroti pada pentingnya peningkatan manajemen pakan. Karena menurutnya, hampir 70 persen biaya produksi itu dari pakan ayam.
“Untuk saat ini kita lebih ke perbaikan manajemen pakan, jadi kami lakukan servisnya lebih teliti dan detail. Mengingat harga konsetrat lebih naik, biaya produksi makin tahun juga makin naik. Kita harus ngakali di pakan ayam itu,” ujarnya.
Lebih lanjut ditambahkan, jika dalam waktu satu hari, pihaknya dapat melakukan pengiriman telur ke wilayah Malang Raya sebanyak 10 ikat atau sekitar 2.400 butir telur. “Kalau satu unit yang di Malang itu satu harinya bisa 10 ikat, kalau untuk biaya ada yang menghitung sendiri. 10 ikat itu ada 8 tray, satu traynya ada 30 butir,” lanjutnya.
Sementara itu, salah satu konsumen yang merupakan seorang ibu rumah tangga, Suhermin, menyampaikan keluhannya karena telur ayam yang saat ini mengalami kenaikan harga di pasaran saat ini. “Iya, harganya naik sekali sampai Rp 31 ribu. Saya tidak tahu apa penyebabnya, tapi kan sekarang ini lebaran juga sudah lewat. Semoga saja secepatnya harga telur ayam bisa normal kembali,” imbuh Suhermin. (rsy/sit)