Hukum & Kriminal
Beberapa Aksi Percobaan Bunuh Diri di Jembatan Suhat Kota Malang
Memontum Kota Malang – Motif TJS (18), warga Desa Banjarsari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, yang nekat mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari Jembatan Soekarno-Hatta (Suhat), Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, masih menjadi misteri. Bahkan, hingga Sabtu (27/05/2023) tadi, petugas pun masih kesulitan untuk mampu mengurangi penyebab dari kejadian itu.
Kapolsek Lowokwaru, AKP Anton Widodo, saat dikonfirmasi kembali oleh Memontum.com pada Sabtu (27/05/2023) sekitar pukul 16.00, belum bisa memastikan motif aksi nekad dari TJS hingga berujung kematian. “Untuk motifnya, kami masih belum mengetahui. Namun, akibat peristiwa itu korban meninggal dan keluarga korban masih berduka,” ujar AKP Anton Widodo saat dihubungi melalui ponselnya.
Lantas, berapa kali jembatan itu menjadi sasaran percobaan bunuh diri, berikut catatannya. Berdasarkan data Memontum.com, TJS sudah pernah mencoba melakukan aksi percobaan bunuh diri di Jembatan Suhat. Yaitu pada Senin (01/08/2022) tahun lalu atau saat korban masih berusia 17 tahun. Hanya saja, aksinya tersebut berhasil digagalkan oleh petugas Polsek Lowokwaru.
Baca juga:
Namun siapa sangka, pada Jumat (26/05/2023) kemarin, korban kembali mendatangi Jembatan Suhat. Hingga akhirnya, saksi yang melihat mengatakan bahwa korban secara tiba-tiba melompat dari jembatan yang didasarnya adalah Sungai Brantas dan ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia.
Aksi nekad tersebut, dari data yang dimiliki Memontum.com, ternyata bukan hanya sekali itu Jembatan Suhat dijadikan sasaran usaha percobaan bunuh dan mengakibatkan korban meninggal. Sebab, pada Rabu (01/09/2021) atau dua tahun lalu, seorang mahasiswa PTN di Kota Malang berinisial MM (22), asal Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, pun juga mencoba mengakhiri hidupnya dari Jembatan Suhat. Namun lagi-lagi sebelum usaha korban melompat dari jembatan, petugas Polsek Lowokwaru juga berhasil menggalkan aksi MM. Saat itu, dengan kondisi memangis, MM berhasil ditenangkan oleh petugas. Diketahui, MM depresi karena tidak punya laptop hingga takut tidak bisa lulus kuliah tepat waktu. (gie)