Berita
Harga Tomat Anjlok Petani Menjerit
Memontum Probolinggo – Harga tomat anjlok mengakibatkan kaum tani di Kota Probolinggo ikut merana. Sejak tiga minggu terakhir, harga tomat di tingkat petani hanya laku Rp 1.000 per Kg. Akibat harga tomat anjlok, sebagian petani sayur mayur ini enggan memanen lantaran hasil penjualan tidak sebanding dengan biaya perawatan, membeli keranjang dan mengeluarkan biaya upah panen.
“Biasanya, petani menjual dengan kisaran harga Rp 4 ribu hingga Rp 6 ribu per kilo (kilogram). Sekarang cuma laku dijual di kisaran harga Rp 1.000 per kilo,” gerutu Rasyid, seorang petani tomat di Kelurahan Kedung Asem, Kecamatan wonoasih Kota Probolinggo, Selasa (11/8/2020).
Masih kata Rasyid, harapan hanya ada pada tomat dengan kualitas super, sebab di tingkat petani masih dihargai sebesar Rp 1.500 per kg. Sementara, untuk tomat kualitas tanggung, harganya lebih murah lagi, yakni Rp 35 ribu per keranjang.
Ia menambahkan, harga tomat anjlok diakibatkan masa panen bersamaan dengan petani tomat di daerah lain. Sehingga stok tomat melimpah, termasuk di Pasar Baru.
“Akibat harga anjlok, para petani harus menanggung kerugiaan yang tidak sedikit. Sebab untuk merawat tomat, petani dibutuhkan perhatian ekstra dan tentu berimplikasi pada biaya yang tidak sedikit, seperti membeli pupuk dan obat-obatan untuk membasmi hama,” ujarnya.
Menurutnya, agar petani bisa mendapatkan untung, maka harga tomat di tingkat petani idealnya Rp 4 ribu sampai Rp5 ribu per Kg.
“Harga keranjang saja Rp 18 ribuan. Ini belum lagi, biaya untuk tenaga pemetik harian. Jadi, banyak petani yang malas memanen,” ujarnya. (geo/mzm)