KREATIF MASYARAKAT
Hari Kartini, Zaenab Zuraidah Ingin Perempuan Bangkalan Pintar dan Berdaya
Memontum Bangkalan – Sosok Kartini modern yang saat ini aktif dalam berbagai kegiatan terlihat pada diri Zaenab Zuraidah. Isteri bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron sekaligus ketua TP PKK Bangkalan ini terus melakukan berbagai kegiatan untuk membangkitkan semangat perempuan Bangkalan untuk lebih berdaya.
Perempuan yang kerap disapa bunda Zaenab ini mengaku cukup penting menjadi perempuan yang berdaya dan kreatif. Sebab, hal itu perlu dilakukan agar perempuan mampu memiliki nilai dalam dirinya tanpa mengesampingkan lelaki.
“Perempuan itu harus berdaya dan kreatif. Tak cukup disitu, kita perempuan harus pintar baik dalam bersikap maupun bertindak. Adat ketimuran tetap kita junjung namun kreatifitas harus tetap berjalan,” ujarnya, Selasa (21/4/2020).
Ketua DPD Fokan Jatim ini juga mengatakan, sosok perempuan haruslah memiliki pemikiran positif agar tercipta sebuah bahagia. Dari dalam diri yang bahagia itulah seseorang mampu menebar semangat positif bagi orang lain terutama lingkungan terdekatnya.
“Saya memiliki slogan hidup bahagia dan menebar kebahagiaan,” ungkapnya.
Perempuan yang pernah meraih penghargaan sebagai Perempuan Inspirasi Indonesia tahun 2019 dari Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) ini juga mengatakan, saat ini perempuan di Bangkalan cukup berdaya. Mulai dari pondok pesantren hingga perkantoran, perempuan sudah memiliki peran dan cukup dihargai .
“Saat ini para Nyai di pondok juga sudah mulai diijinkan menjadi ketua fatayat oleh para Kiai. Hal-hal seperti ini salah satu bukti, perempuan sudah mulai maju meski dalam kesetaraan tak akan pernah setara. Sebab sikap dan cara pandang laki-laki dan perempuan ini berbeda,” tuturnya.
Ia mengatakan, penyediaan ruang laktasi di perkantoran dan fasilitas umum di Bangkalan menjadi salah satu bentuk penghargaan terhadap perempuan. Tak hanya itu, penerapan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS), gerakan mencuci tangan beberapa hal lain digagas oleh perempuan Bangkalan dan diterapkan hingga saat ini.
“Cara melihat sebuah emansipasi itu dari cara menghargai. Ketika menghargai, itulah emansipasi,” tutupnya. (Isn/nhs/yan)