Kota Malang
Ini Respon Jokowi Pada Dies Natalis ke-58, UB Daftarkan 132 Paten
Memontum Kota Malang – Dalam rangka memperingati dies natalis ke-58, Universitas Brawijaya (UB) menggelar Rapat Terbuka. Giat yang turut dihadiri oleh Presiden RI, Joko Widodo, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Effendy, dan seluruh civitas akademika UB itu berlangsung secara daring, Selasa (5/1) tadi.
Melalui penyampaian laporan kinerja dalam rangkaian acara tersebut, Rektor UB, Prof Dr Ir Nuhfil Hanani A.R. MS, mengumumkan bahwa 132 paten sudah didaftarkan. “Laporan ini merupakan hasil kerja kita semua, warga UB, baik selaku dosen, tendik (tenaga kependidikan), maupun mahasiswa. Tidak kalah pentingnya, kita menempati peringkat 1 jumlah paten terbanyak di tahun 2020 pada kategori universitas,” terangnya.
Penghargaan terhadap jumlah pendaftaran paten terbanyak diberikan Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada November 2020 lalu.
Menanggapi prestasi UB tersebut, Presiden RI, Joko Widodo angkat bicara. “Saya memperoleh laporan bahwa selama pandemi Covid-19 ini total paten yang diajukan oleh para inventor UB sebanyak 132. Tertinggi di Indonesia dalam kategori universitas. Indonesia menunggu IPTEK unggul produk UB untuk membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat,” ungkap orang nomor satu di Indonesia itu.
Pria yang akrab disapa Jokowi itu berharap UB tidak berhenti pada jumlah paten, dan harus dilanjutkan dengan jalinan kerjasama. “Ini semata-mata untuk memperkuat hilirisasi hasil-hasil riset dan inovasi itu. Karena melalui kolaborasi antara universitas dengan dunia industri itu sangat berpengaruh bagi kemajuan bangsa,” imbuhnya.
Menurutnya, pendidikan tinggi adalah organisasi yang paling sempurna sebagai rujukan reformasi. Sehingga inovasi menjadi kata kunci. “Oleh sebab itu jangan lagi terjebak dalam rutinitas, melainkan cara-cara baru harus dikembangkan. Keinginan mahasiswa dan dosen untuk berinvoasi harus terus ditumbuhkan, kreasi baru pun harus difasilitasi,” tandasnya.
Oleh karena itu Jokowi berpesan pendidikan harus dilakukan dengan cara-cara baru. Mahasiswa harus difasilitasi agar bisa kerjasama dan belajar kepada siapa saja. Seperti kerjasama dengan para praktisi, dimana bukan hanya untuk memberikan pengalaman kerja, tetapi juga bisa untuk pengembangan penelitian teknologi.
Terakhir, dia menekankan bahwa pendidikan tinggi harus membangun karakter generasi muda dengan jiwa kebangsaan yang kokoh. “Harus memegang teguh Pancasila, menghargai kebhinekaan dalam persaudaraan dan persatuan, berintegritas tinggi dan anti korupsi. Serta penuh toleransi dan menghargai demokrasi. Saya yakin UB mampu memberikan kontribusi besar bagi Indonesia maju yang kita cita-citakan,” tutupnya. (cw1/ed2)