KREATIF MASYARAKAT
Isi Waktu Selama Pandemi, Mahasiswa asal Papua Bertransformasi menjadi Petani di Kota Malang
Memontum Kota Malang – Tetap menjaga produktifitas di masa pandemi. Itulah yang dilakukan Yotam Kobak, mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang (Unitri) yang berasal dari Papua, dalam mengisi waktu luang perkuliahan di awal tahun 2021 dengan bertransformasi menjadi petani di Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Baca juga:
- Pj Wali Kota Malang Dukung Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk Petugas Pilkada 2024
- Pemkot Malang Targetkan Penyelesaian Masalah Anak Putus Sekolah Rampung di 2024
- Bakesbangpol Kota Malang Pastikan TPS Pilkada 2024 Aman dari Banjir di Musim Penghujan
- Atasi Lonjakan Harga Sembako Menjelang Pilkada, Pemkot Malang Siapkan Operasi Pasar
- Datangi Kampung Biru, Abah Anton Terima Dukungan untuk Kembali Memimpin Kota Malang
Meski bukan berlatar belakang mahasiswa pertanian, namun bertani merupakan pilihan yang pas untuk mengisi waktu luang selama musim pandemi Covid-19. “Saya adalah mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi semester akhir. Belajar bercocok tanam dan memperdalami praktik-praktik pertanian langsung di lapangan selama waktu luang di masa pandemi seperti ini,” ujar Jotam, Kamis (30/09/2021).
Karena banyaknya waktu luang di masa pandemi, dirinya mencoba tetap produktif bidang pertanian. “Saya bukan mahasiswa pertanian. Saya justru di kampus mengambil program studi Ilmu Komunikasi. Tapi, bagi saya program studi bukan lantas membatasi saya untuk tetap produktif di masa pandemi,” ujar Jotam.
Memanfaatkan peluang itu, Jotam langsung melakukan uji coba dalam pertanian yang selama ini diinginkan. “Menjadi petani ini sebetulnya pilihan yang sudah sejak lama saya inginkan. Sekaligus, saya juga ingin belajar banyak soal bercocok tanam. Apalagi Malang kan cocok karena tanahnya sangat subur dan kebetulan ini musim pandemi. Jadi, ya sekedar mengisi waktu luang juga,” katanya kepada Memontum.com.
Dirinya juga menjelaskan, selama mencoba menjadi petani di lima bulan terakhir ini, dirinya sudah mencoba menanam cabai, kacang-kacangan hingga sayuran. Jotam juga menjelaskan, bahwa lahan yang dirinya tanami adalah milik salah satu warga, yang sudah sejak lama dirinya kenal semenjak menjadi mahasiswa baru di Kota Malang.
“Semenjak lima bulan terakhir ini, saya mencoba menjadi petani. Saya sudah menanam cabai, kacang panjang dan sayuran lainnya, walaupun lahan yang saya pakai ini juga milik orang. Kebetulan, beliau sudah saya kenal semenjak menjadi mahasiswa baru di sini. Dan memang, dahulu saya sering sekedar bantu-bantu saja tapi sekarang diberikan kepercayaan untuk menggarap beberapa lahan ini,” ujarnya.
Jotam juga mengajak agar seluruh mahasiswa kaum mileneal , jangan pernah malu untuk menjadi petani. Karena bertani bukan hanya menjadi suatu pekerjaan yang biasa, namun lebih dari itu. Bertani baginya merupakan suatu kebutuhan setiap masing-masing individu di masa yang akan datang
“Ya jangan pernah malu, intinya kita sebagai mahasiswa apalagi kaum milenial yang katanya kreatif ya jelas harus melakukan hal-hal positif seperti ini. Apalagi di tengah pandemi gini kan. Bagi saya memilih menjadi petani bukan lagi pekerjaan yang biasa, justru ini hal yang luar biasa yang pasti dikemudian hari kita semua butuh akan hal ini,” tegasnya. (mg1/mg3/gie)