Kota Malang
Jaga Keharmonisan Negara, Gubernur Jatim Tekankan Tiga Hal Penting
Memontum Kota Malang – Dalam membangun keharmonisan sebuah bangsa yang memiliki keberagaman, tentu harus ada banyak cara yang dilakukan. Karena itu, Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa, menekankan tiga hal penting.
Disebutkan Gubernur Khofifah, bahwa tiga hal itu meliputi mutual understanding (pemahaman, red), trust (kepercayaan, red), respect (menghormati, red). Ketiga hal itu, jika disatukan akan menjadi kekuatan dan menumbuhkan keharmonisan.
“Kalau ketiga hal itu sudah, maka insyaallah harmoni itu bisa kita wujudkan. Karena kita juga sudah ada kekuatan,” kata Gubernur Khofifah, seusai menjadi nara sumber dalam kegiatan ‘Mencegah Masuknya Paham Intoleransi Dalam Keluarga TNI AD’ bersama Persit Kartika Chandra Kirana Koordinasi Cabang Divif 2 PG Kostrad Malang, Jumat (18/03/2023) sore.
Sehingga, menurutnya ketiga hal tersebut harus terus diasah. Baik dari semua lini, elemen dan semua level. Dimana, juga harus ada proses yang terus terbentuk.
Baca juga :
- Pemkot Malang Targetkan Penyelesaian Masalah Anak Putus Sekolah Rampung di 2024
- Bakesbangpol Kota Malang Pastikan TPS Pilkada 2024 Aman dari Banjir di Musim Penghujan
- Atasi Lonjakan Harga Sembako Menjelang Pilkada, Pemkot Malang Siapkan Operasi Pasar
- Datangi Kampung Biru, Abah Anton Terima Dukungan untuk Kembali Memimpin Kota Malang
- Pj Wali Kota Malang Tekankan Kewaspadaan Dini Jaga Kondusifitas Pilkada 2024
“Kalau sudah ada tiga hal itu, tentu tidak mudah kalau ada yang mau mengganggu, disharmonisasi, berpotensi memecah persaudaraan dan persatuan, tentu itu tidak mudah,” lanjutnya.
Kemudian, Gubernur Khofifah juga menyinggung jika cikal bakal munculnya paham intoleransi dapat dipicu karena hal kecil. Mulai dari tidak adanya rasa untuk saling menghormati dan menghargai budaya-budaya yang ada di Indonesia.
“Jika persaudaraan terganggu, maka persatuan juga akan terganggu. Kemudian, ketahanan nasional juga dapat terganggu. Kegiatan ini tentu menjadi referensi awal bagaimana melihat anak-anak dari gen Z untuk melihat persatuan dan persaudaraan di antara mereka,” ungkapnya.
Lebih lanjut pihaknya juga mengimbau, kepada para Persit untuk terus mengawasi pergaulan seorang anak. Hal tersebut perlu dilakukan, agar ideologi transnasional yang memecah belah tak mengkontaminasi pikiran anak. “Kita ingin pastikan bahwa anak-anak tidak terkontaminasi ideologi transnasional yang tidak berseiring. Karenanya, harus berhati-hati mengirim putra-putri untuk menempuh pendidikan,” imbuhnya. (rsy/sit)