Sidoarjo
Jaga Tradisi, PKS Sidoarjo Gelar Lomba Baca Kitab Kuning
Memontum Sidoarjo – DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sidoarjo menggelar lomba baca Kitab Kuning Tingkat Nasional 2018. Kegiatan ini, selain untuk menjaga tradisi juga untuk memuliakan karya ulama serta melestarikan baca kitab kuning yang kini mulai kurang diminati generasi muda.
Dalam lomba itu, babak penyisihan yang dilaksanakan di tingkat Sidoarjo diikuti sekitar 15 perwakilan. Mereka dari Pondok Pesantren (Ponpes) yang ada di wilayah Sidoarjo. Kemudian, juara pertama secara otomatis masuk ke tingkat Propinsi Jawa Timur.
“Untuk juara propinsi akan mewakili Jatim untuk berlomba dan bertanding ke tingkas nasional,” terang Ketua DPD PKS Sidoarjo, Anang Ma’ruf di sela-sela lomba di Kantor DPD PKS Sidoarjo di JL Capung Perum AURI, Lemahputro Sidoarjo, Minggu (02/09/2018).
Anang menguraikan peserta lomba minimal berusia 17 tahun dan maksimal 25 tahun. Secara teknis masing-masing peserta diberi waktu 10 menit membaca dan menjelaskan makna dalam isi kitab kuning yang dibacanya. Sedangkan materi yang dilombakan yakni tata cara kaidah baca nahwu sorof, uraian dan penjelasan materi kitab yang dibaca dengan bahasa Jawa atau bahasa Indonesia, serta etika dalam membaca kitab.
“Kami ingin menunjukkan kepedulian dalam melahirkan para calon ulama yang mumpuni. Harapannya, bisa membudayakan serta melestarikan kitab kuning yang sudah mulai langka dan jarang dibaca,” imbuhnya.
Hasilnya, juara pertama dimenang Latifah Inten dari Pondok Pesantren Kahfi Zaman Waru, disusul juara kedua Istighar Farra Ramdani dan juara ketiga Roudlatul Jannah keduanya dari Ponpes Syafi’iyah Tanggulangin Sidoarjo.
“Para peserta ini mendapatkan piagam penghargaan serta masing-masing juara mendapatkan tropi dan uang pembinaan. Juara pertama Rp 3 juta, kedua Rp 2 juta dan kegita juara 3 Rp 1,5 juta,” tegasnya.
Sementara Ketua Dewan Dakwah DPW PKS Jawa Timur, Aditya Nindyatman
menyambut baik pelaksanaan lomba baca Kitab Kuning yang mulai langka ini.
“Kami berharap, dengan lomba ini melahirkan generasi ulama baru yang memiliki kemampuan untuk menjabarkan isi dan makna Kitab Kuning,” pungkasnya. (wan/yan)