Ngopi pagi
Jangan Salah Pilih
HINGGA kini masih ada diantara masyarakat yang beranggapan kalau proses memilih pemimpin hanya urusan dunia dan tak ada sangkut pautnya dengan urusan akherat. Padahal, memilih seorang pemimpin tak hanya urusan dunia, tetapi juga urusan akhirat. Tegasnya, Islam tidak mengenal dikotomi atau sekulerisasi yang memisahkan antara dunia dan akhirat, termasuk dalam memilih pemimpin.
Untuk itu, masyarakat harus paham dan mengerti tentang tatacara memilih pemimpin, baik presiden, gubernur, bupati dan walikota. Kenapa? Karena sosok seorang pemimpin merupakan faktor penting dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Tegasnya, jika seorang pemimpin punya kepribadian sederhana, jujur, baik, cerdas dan amanah, niscaya rakyat atau masyarakat akan hidup makmur. Sebaliknya jika seorang pemimpin tidak jujur, korup, serta menzalimi rakyatnya, niscaya rakyatnya akan sengsara dan menderita.
Cara memilih pemimpin dalam Islam kini menjadi kata kunci yang paling banyak di cari dan dianggap menjadi issue yang cukup kontroversial. Terlebih lagi dengan dengan momentum pilkada pada tahun 2024 nanti.
“Jika ada tiga orang bepergian, hendaknya mereka mengangkat salah seorang di antara mereka menjadi pemimpinnya.” (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah).
Yang tak kalah pentingnya, seorang peminpin tersebut harus yang suka ata gemar berzakat atau bersedekah. Soalnya, zakat itu bukan hanya bertujuan membersihkan harta yang kotor, tetapi juga untuk memberikan hak orang lain. Tegasnya, seorang pemimpin yang rajin berzakat dan berinfak, tidak akan korupsi. Alasannya, karena peminpin itu tahu dan paham kalau Allah sudah menjamin rezekinya. Semoga (*)
Penulis adalah Dirut Memo X Grup, Prayogi Pangestu.