Jangan Terperangkap dalam Permainan Politik Samsul Hadi

Memontum Bondowoso—-Keputusan politik politisi PKB Drs. H. Samsul Hadi Merdeka yang melawan arus keputusan partai dengan memberikan dukungan politik ke pasangan Salwa-Irwan yang didukung oleh PPP dan PDIP menjadi semacam early warning bag internal PKB.

Mereka harus menyadari bahwa konsolidasi yang dibangun dan ditata selama ini ternyata masih belum sempurna. “Saat ini sudah bukan saatnya berbicara konsolidasi, melainkan sudah berbicara bagaimana merebut kekuasaan itu sendiri. Konsolidasi internal partai saat ini sudah selesai. Semua partai saat ini sudah berlari meninggalkan landasan guna merebut kekuasaan,”ujar Jamharir, Ketua DPD Jatim.

Menurut Jamharir, iya yakin pilihan politik yang diambil oleh Samsul Hadi sebenarnya bukan karena ia tidak setia terhadap keputusan partai melainkan ada persoalan yang coba dia sematkan ke partai sebagai sebuah nilai tawar.

“Samsul Hadi itu sangat pintar bermain dalam air yang keruh. Jika PKB melayani manuver Samsul Hadi, maka mereka akan semakin masuk dalam perangkapnya. Saya juga yakin PKB tidak akan berani memberikan sanksi. Mereka mungkin hanya sangsi atas keputusan itu,” tuturnya.

Sementara ketua Garda Bangsa PKB, H. Nurul Efendi menjelaskan bahwa secara etika politik, tidak seharusnya Samsul Hadi mengambil sikap berseberangan dengan keputusan partai. Apalagi Samsul Hadi termasuk dalam pengurus harian DPC PKB.

“Beliau sebagai politisi senior seharusnya memberikan contoh yang baik pada kader. Kalau pun ingin berseberangan dengan keputusan partai, maka seharusnya juga mengambil sikap mengundurkan diri dari partai. Sebab dalam politik itu harus jelas pilihannya, tidak bermain di zona abu abu,” ujarnya.

Hingga saat ini, DPC PKB masih belum membicarakan secara khusus terkait sikap politik Samsul Hadi. Hal itu karena PKB masih berkonsentrasi untuk pemenangan pasangan Dafir-Dayat. PKB memilih terus bergerak dan bekerja agar nantinya Dafir-Dayat mendapatkan kepercayaan penuh dari rakyat Bondowoso. (Cw1/yan)