Pemerintahan
Jelang Idul Adha, Mas Ipin Monitoring Harga Komoditas Pangan dan Ternak di Trenggalek
Memontum Trenggalek – Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, melakukan monitoring harga bahan pokok jelang Hari Raya Kurban. Dari pemantauan itu, diketahui bahwa harga kebutuhan bahan pokok menjelang Idul Adha, cenderung stabil. Kalaupun ada kenaikan, hanya pada beberapa komoditas seperti ayam.
Sementara itu, dalam pemantauan harga hewan ternak, diketahui juga cenderung stabil. “Giat hari ini kita memantau pasar hewan. Dari pantauan, meskipun menjelang Hari Raya Idul Adha, namun harga hewan kurban, khususnya kambing cenderung stabil,” kata Bupati Arifin, saat dikonfirmasi seusai melakukan monitoring di Pasar Basah, Senin (26/06/2023) siang.
Terkait ketersediaan hewan Kurban, disampaikan Mas Ipin-sapaan akrabnya, masih cukup melimpah. Sementara untuk kesehatan hewan, pun terpantau juga baik. Apalagi, pihaknya juga menerjunkan mantri dan dokter hewan guna mengecek kondisi kesehatan hewan Kurban.
“Kita juga mengecek ke pasar basah untuk melihat harga kebutuhan pokok. Cenderung stabil dan ada kenaikan harga khususnya ayam. Ayam lumayan naik, yang biasa di harga Rp 28 ribu hingga 35 ribu per kilogram, kini sudah mencapai Rp 37 ribu per kilogram,” imbuhnya.
Tidak hanya terjadi di Trenggalek, paparnya, kenaikan harga ayam ini sama dengan daerah lain. Kalau untuk harga komoditas pangan seperti cabe, bawang, beras dan lainnya, masih belum ada kenaikan yang siginifikan.
Baca Juga :
“Terus yang lainnya, seperti lombok, bawang, beras dan yang lain-lain tergolong stabil. Kemudian stok juga aman,” kata suami Novita Hardiny ini.
Monitoring harga kebutuhan pokok menjelang Hari Raya Idul Adha, ini akan terus dilakukan oleh pemerintah kabupaten secara berkala. Harapannya, selain menjaga harga agar tetap stabil, juga stock kebutuhan pokok itu bisa tetap terjaga.
Dalam kesempatan itu, Bupati Arifin juga mendorong agar Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk masyarakat sering digelar. Tujuannya, untuk membantu meringankan beban hidup masyarakat di tengah mahalnya bahan-bahan kebutuhan pokok.
“Gerakan pangan murah sudah dilaunching. Saya bayangkan, kalau distribusi kebutuhan pokok ini tidak terlalu jauh, maka harganya juga pasti murah,” tuturnya.
Dari hasil monitoring di kali ini, banyak barang yang di suplay dari Malang dan dari luar kota lainnya. Kompensasi distribusi inilah, yang membuat harga itu menjadi mahal.
“Seperti bawang merah yang ditanam sendiri oleh tetangga kita, harganya sekitar Rp 30 ribu. Kalau dibandingkan dengan tahun-tahun kemarin atau hari-hari sebelumnya, itu termasuk mahal. Tapi kalau kita pergi ke pasar, harganya jatuh di angka Rp 34 ribu hingga 35 ribu. Jadi masih relatif lebih murah,” ujar Bupati Arifin.
Dirinya berharap, gerakan pangan murah ini bisa seminggu atau sebulan sekali di gelar di tiap Kecamatan. “Kita kumpulkan semua petani petani lokal yang selama ini tidak punya akses ke pasar. Coba di identifikasi seperti kelompok wanita tani yang produksinya sayur. Kita sudah berhasil melakukan di tingkat ASN. Tunjangan beras ASN, kita belikan beras asli produksi dari petani Trenggalek,” terangnya. (mil/sit)