Pemerintahan
Kadin Pariwisata: Pengembangan Wisata di Trenggalek Demi Kesejahteraan Masyarakat
Memontum Trenggalek – Guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar daerah pariwisata, Pemerintah Kabupaten Trenggalek mulai bekerja extra. Salah satunya dengan menarik sejumlah investor agar mau membantu membangkitkan kawasan wisata yang ada di Kabupaten Trenggalek agar lebih maju dan berkembang.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Trenggalek, Sunyoto mengatakan bahwa dalam pengembangan pariwisata yang ada di Kabupaten Trenggalek, diharapkan selain berperan memajukan Trenggalek melalui potensi wisatanya namun juga menjadi yang peran penting bagi masyarakat di sekitarnya.
“Semua tempat pariwisata di Trenggalek muaranya untuk kesejahteraan masyarakat yang ada di sekitar daerah wisata. Jadi, jika pengembangan wisata dilakukan maka masyarakat bisa ikut ambil bagian dengan membuka warung, galeri dan lainnya, ” tutur Sunyoto saat dikonfirmasi, Sabtu (02/11/2019) siang.
Selanjutnya untuk mengembangkan kawasan wisata tersebut, pihaknya mengatakan akan terus bergerak dengan membuka destinasi-destinasi baru yang dikerjakan bersama Perhutani untuk dikelola oleh masyarakat.
Tak hanya itu, beberapa waktu lalu Bupati Trenggalek juga mendatangkan investor yang akan menjadi bagian untuk mendukung pengembangan wisata sekaligus mau berinvestasi di Kabupaten Trenggalek.
“Wisata – wisata yang ada di Trenggalek cukup banyak. Akan tetapi yang membedakan adalah pengelolaannya, apakah dikelola oleh Pemerintah, Investor atau oleh masyarakat atau Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, ” imbuhnya.
Sunyoto mencontohkan Kawasan Wisata Tebing Lingga di Kecamatan Suruh, Air Terjun Coban Rambat di Kecamatan Watulimo yang sudah dikelola oleh masyarakat.
Untuk kawasan wisata yang di Blow Up investor diantaranya Pantai Mutiara dan hutan Mangrove Pantai Cengkrong di Kecamatan Watulimo. “Terkait lokasi wisata yang akan dikembangkan ini, para investor juga sudah membawa desain yang luar biasa. Kalau nanti semua bisa terealisasi, dipastikan tempat wisata di Trenggalek akan bagus sekali, dan akan membawa dampak yang positif untuk masyarakat, ” tegasnya.
Pihaknya juga menegaskan beberapa hal penting yang harus disiapkan untuk mengembangkan kawasan wisata, mengingat masih ada kaitannya dengan lahan milik Perhutani seperti Hutan Mangrove. Secara tidak langsung investasinya nanti akak bermuara ke pihak Perhutani.
Bupati Trenggalek juga pernah mengatakan hal tersebut, dan pihaknya juga akan memfasilitasi itu. Artinya bisa dikerjakan antara Perhutani dengan Pemerintah saja, kalau ada investor datang tinggal masuk lewat Pemerintah.
Masih terang Sunyoto, karena membuat Kerja Sama Operasional (KSO) itu tidak mudah, maka Pemkab harus segera menyesuaikan dan mengarahkan ke hal yang positif untuk kemajuan wisata di Trenggalek.
Seperti yang telah didiskusikan dengan Kementerian dan Dinas Pariwisata Provinsi terkait pengembangan Dilem Wilis di Kecamatan Bendungan. Selain ada Dilem Wilis, disana sudah ada peternakan, pertanian dan juga Agro Adventure.
Dan pelibatan investor dalam sektor pariwisata untuk memberikan kemajuan lokasi wisata menjadi hal yang lumrah dilakukan. Mengingat, pariwisata merupakan penyumbang devisa terbesar negara.
“Jadi Investor bebas masuk sepanjang tempat tempat wisata tidak di kelola oleh Pemerintah , seperti pantai Mutiara, Pantai Cengkrong dan Pantai Damas. Sedangkan destinasi wisata yang sudah dikelola Pemerintah, investor tetap boleh berinvestasi tapi hanya sebatas menambah dan mempercantik saja, ” pungkas Sunyoto. (mil/yan)