Trenggalek
Kalaksa BPBD Trenggalek, Imbau Masyarakat Pesisir Pantai Waspada Potensi Tsunami
Memontum Trenggalek—-Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Trenggalek tekankan kewaspadaan bencana tsunami harus tetap terjaga. Seperti yang diketahui, bahwa kawasan selatan harus tetap mewaspadai adanya potensi bencana tsunami. Mengingat, beberapa waktu terakhir bencana alam tsunami terjadi disebutkan titik pesisir pantai.
Kalaksa BPBD Kabupaten Trenggalek, Djoko Rusianto, menghimbau kepada seluruh warga masyarakat Trenggalek, khususnya yang berada di seputaran pantai untuk selalu waspada akan datangnya gelombang tinggi yang memicu terjadinya tsunami.
“Kewaspadaan harus tetap terus dijaga, meskipun tidak memiliki gunung berapi, namun tidak kita sadari hampir semua wilayah di pesisir Selatan Jawa memiliki palung laut termasuk juga dengan Trenggalek, ” ungkap Djoko saat dikonfirmasi, Selasa (08/01/2019).
Diakui Djoko, bencana tidak bisa prediksi dan di ramal kapan itu terjadi, namun setidaknya masyarakat berhati-hati dan tahu apa yang akan dilakukan bila bencana itu terjadi.
Ditambahkan olehnya, kejadian memilukan Tsunami yang telah terjadi di beberapa tempat di tanah air seperti di selat Sunda dan Lampung beberapa waktu lalu, cukup menjadikan cambuk bagi masyarakat untuk tetap waspada.
Menurut pria yang baru saja mengikuti kegiatan apel siaga bencana Tsunami di Bumi Blambangan Banyuwangi, memiliki lebih 98 km 2 panjang pantai perlu menjadikan kita untuk terus waspada.
Didampingi Kabag Protokol dan Rumah tangga Setda Trenggalek, ST. Triadi Admono, Djoko kembali menerangkan, Pemerintah Kabupaten Trenggalek pada tahun 2013 telah membentuk Kader Antisipasi Tsunami (Katsumi). “Tedapat 60 kader Katsumi di 3 kecamatan yakni Watulimo, Munjungan dan Panggul yang potensi terdampak Tsunami di Trenggalek, ” imbuhnya.
Pada waktu itu, lebih lanjut, mereka dilatih dan diberikan pengetahuan mulai dari tanda-tanda terjadinya bencana Tsunami, maupun bagaimana langkah evakuasi menyelamatkan diri dari bencana ini.
“Para kader ini kita gugah kesadarannya untuk peduli dan sadar akan Tsunami, karena hal ini berhubungan dengan keselamatan mereka, keluarga, kerabat maupun tetangga, ” tutur Djoko.
Tak hanya itu, para kader ini juga diharapkan mau merekrut kader-kader Katsumi lainnya di daerahnya sehingga kesadaran akan bencana ini semakin meluas di masyarakat.
Di lapangan selain terdapat EWS alat deteksi dini Tsunami yang dipasang di Kecamatan Watulimo, Pemerintah juga memasang peta maupun beberapa rambu penunjuk arah, jalur evakuasi, sehingga mereka tahu kemana harus berlari.
Kalaksa BPBD Trenggalek ini juga menyampaikan bahwasanya dirinya tidak berpangku tangan pada ini saja, sampai saat ini instansinya terus berupaya keras untuk siaga akan bencana ini termasuk mengajukan bantuan ke pusat untuk bisa memberikan sosialisasi bagi warga di Kecamatan Munjungan dan Panggul, yang belum dilakukan sosialisasi.
“Selain itu, ditambahahkan olehnya kepedulian akan bencana Tsunami merupakan tanggungjawab bersama, sehingga diperlukan kepedulian bersama dari semua pihak, baik pemerintah, DPRD maupun juga semua element masyarakat, ” tegasnya. (mil/yan)