Mojokerto
Kasdim 0815 Mojokerto Jadi Pemateri Seminar Forum Pembauran Kebangsaan
Kepentingan asing dilancarkan melalui perang proxy atau proxy war yaitu perang dalam berbagai aspek berbangsa dan bernegara, baik aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan dan keamanan.
Di era modernisasi saat ini yang lebih dikenal dengan era digital selain banyak sisi positif, namun banyak juga dampak negatifnya. Melalui sosial media, sangat mudah menyebarkan pemahaman-pemahaman yang tujuannya untuk melunturkan nasionalisme dan menghancurkan moral generasi muda. “Itu bagian dari perang proxy,” ungkapnya.
Untuk itu, Kasdim mengajak generasi muda untuk meningkatkan kemampuan dalam menghadapi persaingan global, mempelajari dan tidak melupakan sejarah bangsa dengan tetap berpedoman pada Empat Konsensus Dasar Berbangsa dan Bernegara yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.
“Kita semua, khususnya generasi muda harus senantiasa bangga dan melestarikan kebudayaan bangsa seperti kesenian daerah agar tidak dicuri dan diakui oleh bangsa lain. Generasi muda harus bersatu padu untuk mengisi pembangunan, jangan mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang bertujuan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa,” jelas Kasdim.
Di akhir materinya, Kasdim juga mengajak para generasi muda dan komponen bangsa untuk bersama-sama menjaga, merawat, memelihara dan mempertahankan keutuhan NKRI, jangan sampai NKRI seperti Yugoslavia dan Uni Soviet yang sekarang tinggal nama saja karena terpecah belah menjadi beberapa negara.
Tampak hadir dalam acara tersebut Ka Bakesbangpol Kabupaten Mojokerto Edy Taufik, S.STP beserta staf, Ketua MUI Kabupaten Mojokerto, Ketua FPK Kabupaten Mojokerto serta Dosen Unim Yanuarini, S.Kom., M.M dan Dosen Unair Joko Susanto, S.IP, M.Sc selaku pemateri. (mrg/ono)