Lamongan
Kasus Pasien Covid-19 di RSUD Dr Soegiri Lamongan Menurun
Memontum Lamongan – Pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soegiri Lamongan, kini mengalami penurunan secara signifikan, selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 dan 4. Keterangan ini, disampaikan oleh Kasubag Hukum, Organisasi dan Pemasaran RSUD Dr Soegiri Lamongan, Budi Wignyo Siswoyo, Kamis (12/08) tadi.
Dijelaskan Budi-sapaan akrab Budi Wignyo Siswoyo, bahwa semenjak diberlakukan PPKM darurat untuk kasus Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soegiri, mengalami penurunan secara signifikan. Bahkan, hingga saat ini, bahkan di setiap minggunya, selalu ada penurunan jumlah pasien Covid-19.
Baca Juga:
- Kemenkominfo Webinar di Lamongan dengan Tema Pemanfaatan Internet untuk Penyebaran Konten Positif
- Usai Dilantik, DPRD Lamongan Agendakan Pembentukan Tatib hingga Alat Kelengkapan Dewan
- DPRD Lamongan Lantik 50 Anggota Legislatif Periode 2024-2029
Budi juga menuturkan, pada awal PPKM darurat yaitu pada 19 Juli, jumlah pasien di RSUD Dr Soegiri mencapai 186 pasien, dengan Bed Occupancy Rate (BOR) 61,9 persen. Selang seminggu kemudian atau 26 Juli, jumlah kunjungan pasiennya lebih menurun lagi, yaitu 151 pasien dengan BOR 49,66 persen. “Di minggu depannya atau 2 Agustus, jumlah pasien juga menurun menjadi 142 pasien dengan BOR 46,94 persen,” paparnya.
Kemudian dilanjut pada 8 Agustus minggu kemarin, tambahnya, pasien terus menurun yaitu jumlah pasien menjadi 83 pasien dengan BOR 27,55 persen, dan sampai saat ini pasien dengan diagnosa Covid-19 yang berada di RSUD DR Soegiri Lamongan, menurun menjadi 74 pasien dengan BOR 24,83 persen.
“Jadi selama di berlakukannya PPKM ini BORnya terus menurun, sehingga sampai saat ini sudah mencapai di angka 24,83 persen,” bebernya.
Selain itu, Budi juga mengatakan, selama PPKM level empat ini juga masih mendapati adanya pasien yang terkonfirmasi Covid-19, yang masuk ke RSUD DR Soegiri Lamongan, walaupun tidak sesignifikan seperti sebelumnya.
“Kalau dulu kunjungan setiap harinya bisa sekitar lima, sepuluh samapai lima belas pasien Covid-19, sedangkan sekarang, hanya satu atau dua pasien saja, itupun di imbangi dengan pasien yang kita pulangkan dengan kategori sembuh. Jadi ada yang keluar ada yang masuk, cuman jumlah yang sembuh lebih banyak dari pada yang masuk,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Budi juga menjelaskan, selama melonjaknya kasus Covid-19 di gelombang kedua kemarin pihaknya juga sudah mempersiapkan ruang tambahan untuk isolasi, sebab saat itu, memang kasusnya juga sangat melonjak tinggi.
“Tetapi seiring dengan melandainya kasus Covid-19 ini tentu pekerjaan yang kita kerjakan juga semakin ringan Karena jumlah pasien yang berkunjung juga semakin sedikit,” tambahnya.
Lebih jauh, kata Budi, dengan diberlakukannya PPKM ada perbedaan yang signifikan dari yang sebelumnya PPKM belum diberlakukan. terutama dari segi kebutuhan sarana prasarana, lebih-lebih kesiapan dari tenaga medis.
“Ketenagaan yang dulunya sempat pinjam sana pinjam sini untuk pemenuhan perawatan pasien Covid-19 dan sekarang beberapa tenaga medis juga sudah di tempatkan kembali ke tempatnya masing-masing,” urai Budi. (zud/zen/ed2)