Pemerintahan
Kemenparekraf Luncurkan Buku Panduan CHSE untuk Penyelenggara Event di Masa Pandemi
Memontum Surabaya – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) luncurkan buku panduan CHSE bagi penyelenggara event di masa pandemi, agar selalu tetap mentaati protokol kesehatan (Prokes).
Koordinator Strategi Daerah Kemenparekraf, Hafiz Agung Rivai, mengimbau untuk pegiat event wajib mentaati aturan yang telah ditetapkan sebagai Standar Operasional Prosedur (SOP). “Ini buku panduan ketika akan membuat event. SOP ini menjadi keharusan yang diikuti penyelenggara event agar kegiatan itu tetap mengutamakan protokol kesehatan,” kata Hafiz Agung Rivai, saat sosialisasi CHSE di salah satu hotel di Surabaya, Rabu (03/11/2021).
Baca juga:
- Sukses Hantarkan Penghargaan Kabupaten Malang Berpredikat ODF, Dinkes Ganti Program Jambanisasi
- Hadiri Rembug Warga Bakalan, Paslon Abadi dari Nomor Urut 3 Kota Malang Dapat Dukungan Pemenangan
- Transformasi Layanan Kesehatan Primer, Dinkes Kabupaten Malang Kick Off ILP di Pendopo Agung
Lebih lanjut Ia menjelaskan, bahwa CHSE memberikan sertifikat kepada usaha pariwisata, destinasi pariwisata dan produk pariwisata lainnya untuk memberikan jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan.
Kata dia, sesuai Inmendagri bagi daerah atau wilayah yang berstatus PPKM Level 3, tetap diperbolehkan membuat event. Namun, event tersebut tidak boleh diselenggarakan secara langsung, tapi hanya diperbolehkan secara online.
“PPKM Level 1 boleh menyelenggarakan event secara live. Tapi harus mengikuti panduan CHSE tersebut. Untuk yang Level 3 tetap secara online mengacu pada Inmendagri. Bukan berarti tak boleh menyelenggarakan event,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Jazz Gunung Indonesia, Bagas Indayatmo mengatakan, CHSE ini merupakan bumper terdepan bagi penyelenggara event untuk menghindari resiko terciptanya klaster baru.
Lebih lanjut ia menceritakan, event Jazz Gunung Bromo yang dihelat pada 25 September 2021 lalu sukses terselenggara dengan zero insiden Covid-19 karena berpedoman pada buku CHSE itu.
Tambahnya, semua yang terlibat dalam event mulai dari pemain sampai penonton, ia memastikan semua telah menjalani vaksin. Meskipun ada yang baru satu kali. “Penonton juga dilakukan Swab Antigen sebelum masuk, bagi pemain dilakukan Swab PCR. Kemudian, dua minggu pasca event mereka tetap kita monitor, hanya untuk memastikan tidak terjadi klaster baru,” jelasnya. (ade/gie)