SEKITAR KITA
Kenali Wabah Virus PMK dan Cara Penanganan, Ini Pesan Disnak Trenggalek
Memontum Trenggalek – Adanya wabah virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang muncul akhir-akhir ini, membuat masyarakat harus peka dan waspada terhadap hewan ternak yang dimilikinya. Meski di tahun 1986 lalu, Indonesia pernah terbebas dari wabah virus PMK ini, namun di April 2022, wabah tersebut kembali muncul di beberapa kota/kabupaten di Jawa Timur.
Diketahui, wabah virus ini menyerang sapi jenis pedaging dan perah serta domba. Meski demikian, masyarakat dihimbau untuk tidak khawatir jika ada gejala PMK yang menjangkit hewan ternaknya.
Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Trenggalek, Nur Kholiq, menyampaikan wabah ini menyebabkan penyakit viral yang sangat menular dan menyerang semua hewan berkuku belah atau genap seperti sapi, kerbau, domba, kambing, rusa dan unta. “Kalau yang terjadi di Jawa Timur, virus ini menjangkit ternak jenis sapi dan domba. Sedangkan masa inkubasi dari penyakit ini adalah 1-14 hari. Yakni masa sejak hewan tertular penyakit hingga timbul gejala. Virus ini dapat bertahan lama di lingkungan dan bertahan hidup pada tulang, kelenjar, susu, serta produk susu,” ungkapnya saat dikonfirmasi, Selasa (17/05/2022) tadi.
Ditambahkannya, penularan virus ke hewan ternak ini, ada beberapa cara. Diantaranya melalui kontak langsung antar hewan ternak yang terjangkit. Maupun kontak tidak langsung melalui benda hidup atau benda mati.
Bahkan, tingkat penularan PMK ini dinilai cukup tinggi. Akan tetapi tingkat kematiannya hanya 1 hingga 5 persen. Sehingga, jika ditemukan ternak terlihat lemah, lesu, kaki pincang, air liur berlebihan, tidak mau makan, dan mulut melepuh diharapkan segera melaporkan ke petugas agar segera mendapatkan tindakan.
“Kalau untuk ciri-ciri hewan yang terjangkit virus PMK ini diantaranya demam pada hewan ternak mencapai 41°C disertai menggigil. Kemudian mengalami penurunan produksi susu yang drastis pada sapi perah sejak 2-3 hari terakhir. Lalu, berat badan ternak turun drastis, air liur berlebih, hewan tidak semangat atau sering berbaring, serta mengalami luka pada kuku dan mulutnya,” jelas Nur Kholiq.
Baca juga :
- Sukses Hantarkan Penghargaan Kabupaten Malang Berpredikat ODF, Dinkes Ganti Program Jambanisasi
- Hadiri Rembug Warga Bakalan, Paslon Abadi dari Nomor Urut 3 Kota Malang Dapat Dukungan Pemenangan
- Transformasi Layanan Kesehatan Primer, Dinkes Kabupaten Malang Kick Off ILP di Pendopo Agung
- Lima Daerah di Jatim Masuk Nominasi Award Peduli Ketahanan Pangan 2024
- Blusukan di Kelurahan Kampung Dalem, Ini yang Disampaikan Calon Wali Kota Bunda Fey
Biasanya, terang Nur Kholiq, hewan ternak yang terjangkit PMK bisa dilihat di bagian mulutnya, semacam mengalami sariawan. Hal ini yang mengakibatkan ternak menjadi tidak nafsu makan. Ditambah kuku kaki yang luka, sehingga membuat ternak jadi tidak sering berdiri dan malah terlihat lumpuh.
Terkait pencegahan penularan dan penyebaran Virus PMK ini juga bisa dilakukan beberapa upaya. Seperti melakukan pemusnahan barang-barang yang terkontaminasi. Kemudian dekontaminasi yakni semua barang yang masuk kandang perlu disanitasi dengan melakukan desinfeksi, fumigasi, atau disinari lampu ultra violet.
“Sedangkan pencegahan yang lain, yaitu dengan melakukan desinfeksi kandang dan peralatan secara berkala setelah selesai digunakan. Melakukan desinfeksi lingkungan sekitar kandang secara berkala dan Dekontaminasi yakni dengan cara mencuci kandang, peralatan, kendaraan, dan bahan-bahan lain yang memungkinkan bisa menularkan PMK dengan deterjen atau disinfektan,” terangnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, jika wabah Virus PMK ini mulai menyerang 4 kota/kabupaten di Jawa Timur yakni Gresik, Mojokerto, Lamongan dan Sidoarjo. Terkait hal ini, Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek beserta tim gabungan juga langsung melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah hewan ternak yang ada di pasar hewan.
Alhasil, sampai saat ini semua hewan ternak yang ada di Kabupaten Trenggalek belum ada yang positif terjangkit virus PMK. “Meski hasilnya nihil, kita meminta kepada masyarakat yang memiliki hewan ternak untuk selalu waspada akan virus ini. Kita tidak berharap virus ini bisa masuk atau menjangkit hewan ternak di Trenggalek, akan tetapi antisipasi dan pencegahan juga perlu kita lakukan bersama-sama,” papar Nur Kholiq. (mil/sit)