Bengkulu
Kendalikan Inflasi Bengkulu, Gubernur Rohidin Tetapkan Beberapa Cara Antisipasi
Memontum Bengkulu – Pengendalian angka inflasi harus dilakukan secara bersama. Baik Pemda Provinsi, kabupaten dan kota, instansi vertikal serta pihak terkait lain.
Hal tersebut, ditegaskan Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, seusai mempimpin Rapat Koordinasi Tingkat Pimpinan/ High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bengkulu, di Gedung Daerah Balai Raya Semarak Bengkulu, Jumat (03/03/2023) tadi.
Disampaikannya, bahwa inflasi di Provinsi Bengkulu, terjadi kenaikan. Dimana berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi pada Februari 2023 sebesar 6,15 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 107,32 pada Februari 2022 menjadi 113,92 pada Februari 2023.
“Jadi, untuk mengendalikan bahkan menurunkan angka inflasi, tidak bisa kerja sendiri. Namun, harus bersinergi dalam semua leading sektor termasuk di kabupaten dan kota,” jelas Gubernur Rohidin.
Lebih lanjut Gubernur Rohidin menambahkan, kenaikan inflasi di Provinsi Bengkulu, terjadi akibat beberapa sektor yang menjadi perhatian khusus. Salah satunya, sektor transportasi atau tiket pesawat yang menjadi penyumbang angka tertinggi inflasi, karena cukup tingginya harga tiket saat ini.
Baca juga :
- Bahas Rencana Kerja 2024 dan Evaluasi Kinerja 2023, Komisi 1 DPRD Raker dengan BKD dan Diskominfo
- Wabup Syah dan Dandim 0806 Serahkan Bantuan Alsintan untuk Kelompok Tani di Trenggalek
- Buka Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional, Wabup Syah Berharap Jaring Generasi Hebat untuk Trenggalek
- Sebanyak 14 Ribu Siswa SD Kelas 6 Akan Mengikuti UKD di Kota Malang
- Dishub Kota Malang Siapkan Rencana Penataan Parkir di Kawasan Kayutangan Heritage Menggunakan Non Tunai
“Pemprov Bengkulu bersama TPID Provinsi Bengkulu, berupaya membuat langkah-langkah. Diantaranya, menyurati Angkasa Pura II dan pihak maskapai, agar dapat kembali membuka jalur penerbangan ke provinsi-provinsi tetangga seperti Jambi, Palembang, Lampung, Batam, Sumbar, dan Bandung, yakni seperti sebelum saat pandemi covid-19,” terang Gubernur Bengkulu ke-10 ini.
Diterangkannya, ada beberapa langkah atau cara lainnya, seperti sinergi dalam merealisasikan program. Dimana nantinya dalam penyaluran bantuan sosial (Bansos) yang dilakukan di Kantor POS, bisa disinergikan dengan menggelar pasar murah.
“Agar kabutuhan pangan masyarakat itu bisa terpenuhi. Kabupaten/kota bisa memastikan kebutuhan stok pangan di daerahnya masing-masing,” imbuh Gubernur Bengkulu.
Terakhir, menurut Gubernur Rohidin, dalam pengendalian inflasi juga bisa menggunakan sumber dari dana Belanja Tidak Terduga (BTT). Anggaran BTT itu bisa digunakan untuk mengatasi permasalahan ketersediaan bahan pokok, kelancaran distribusi, keterjangkauan dan komunikasi.
“Nanti saya minta dipetakan, mana yang lebih penting dan mendesak dari empat faktor itu. Disamping itu, Tim Satgas Pangan harus turun ke lapangan untuk memastikan distributor dan supplier tidak melakukan penumpukan barang kebutuhan pangan,” terangnya. (kom/bkl/sit)