Gresik

Ketua Tim Gresik Putri FC Pertanyakan Nasib Jika Dimatikan

Diterbitkan

-

*Pemain Sudah Latihan Keras Demi Nama Baik Gresik

Memontum Gresik— Penentangan terbentuknya tim Sepak Bola Wanita, Gresik Putri FC oleh Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto langsung direspon serius oleh Manajemen tim. Ketua Manajemen Tim Gresik Putri FC Agita Desi Dwijaning Ayu mengaku sedih dan kecewa terhadap pernyataan Bupati Gresik yang menolak pendirian klub sepak bola wanita di Gresik.

“Kalau kita dimatikan terus bagaimana nasib tim ini? Padahal kami bangun Gresik Putri FC dari nol,” keluh Agita Desi Dwijaning Ayu, Sabtu (20/1/2018) malam. Menurut Gita, sapaan akrabnya, tim Gresik Putri FC melakukan seleksi awal pemain sejak 13-15 Desember 2017 lalu. Ada sekitar 130 orang wanita yang ikut dalam seleksi. Kemudian dipilih 30 orang.

“Banyaknya yang ikut seleksi menunjukan animo masyarakat Gresik terhadap sepak bola wanita itu sangat tinggi,” ujar Gita didampingi Presiden Gresik Sumpek Warsito Elem dan para pemain Gresik Putri FC.

Advertisement

Gresik Putri FC sendiri bertujuan untuk mewadahi bakat wanita yang suka sepak bola. Jangka panjangnya akan dibuka sekolah sepak bola (SSB) wanita supaya bisa berkelanjutan. Bukan hanya untuk turnamen saja.

“Kami berjuang dengan orang-orang yang suka sepak bola wanita. Dalam arti sosial. Kami tidak ada bayaran atau gajian,” kata perempuan yang juga menjabat sebagai Sie Sepak Bola Wanita PSSI Gresik.
Pernyataan Bupati juga langsung berdampak pada larangan menggunakan area Gelora Joko Samudro (Gejos), yang berada dinaungan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Gresik, sebagai tempat latihan.

“Kalau pemerintah tidak mewadahi kita, terus mau latihan di mana? buat apa lapangan Gejos didirikan kalau tidak boleh dipakai. Kami sangat menyayangkan sekali atas larangan ini,” ucap Gita dengan mata berkaca-kaca.
Pemain Gresik Putri FC tak hanya dari Kota Pudak saja, ada juga yang berasal dari Kabupaten Lamongan. Rata-rata masih berusia muda, kebanyakan masih duduk di SMP-SMA.

Sementara itu Rani (17), salah satu Pemain klub Gresik Putri FC, hanya pasrah ketika dirinya dan para teman-temannya dilarang latihan sepak bola di lapangan area Gelora Joko Samudro (Gejos), buntut dari pernyataan Bupati Gresik yang menolak pendirian klub sepak bola wanita di Gresik.
“Kami sudah latihan keras demi membawa nama baik Gresik. Tapi justru ini yang kami dapat,” ungkap Rani dengan penuh kesedihan, Sabtu (20/1/2018) malam.

Advertisement

Gadis berjilbab ini beranggapan, paling tidak ada kebijakan atau solusi lain. Bukan hanya ambil keputusan yang merugikan salah satu pihak.
“Kami sangat kecewa dengan sikap Bupati Gresik yang menolak pendirian tim sepak bola wanita di Gresik,” kata siswi kelas XII.

Menurut Rani, sepak bola adalah bahasa hati. Kalau kita senang tentu akan tetap bermain apapun yang terjadi.
“Meskipun ditolak, kami akan tetap latihan. Karena kami sudah komit dan nyaman disini. Kita ingin membuat bangga Gresik,” pungkas pemain yang berposisi sebagai Playmaker itu.

Diketahui sebelumnya, rencana pendirian klub sepakbola wanita, Gresik Putri FC. di Gresik langsung ditentang oleh Bupati Gresik Sambari Halim Radianto. Padahal rencananya Minggu (21/1/2018) akan di Launching.

“Tulis yang besar besar, saya, Bupati Gresik, dengan tegas menolak rencana pendirian klub sepak bola wanita di Gresik,” ujar Bupati Sambari di ruang kerjanya. Sabtu, (20/1/2018).

Advertisement

Ditanya alasan penolakannya, bupati mengatakan kalau dijelaskan runtut alasannya ceritanya justru akan panjang. “Jangan tanya alasannya, yang penting Bupati Gresik menolak rencana itu (pendirian klub sepak bola wanita),” tegasnya didampingi Kabag Humas Suyono.(gbr/sgg)

Advertisement
Lewat ke baris perkakas