Surabaya
Khofifah: Siasati Perubahan Era Industri Digital dengan Berkolaborasi
Memontum Surabaya—Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa memaparkan akan adanya tantangan perubahan masa depan yang sangat pesat. Utamanya dibidang dunia digital dan pengaruh revolusi industri 4.0. Menurut gubernur perempuan pertama di Jatim itu, saat ini ada beberapa jenis model bisnis dan pekerjaan di Indonesia yang sudah terkena dampak arus digitalisasi.
“Jika kita tidak mampu maka mari berkolaborasi,” ungkap Khofifah, sapaan akrab Gubernur Jatim saat menyampaikan pembekalan pada para peserta Latihan Integrasi Taruna Wreda (LATSITARDA) XXXIX Tahun 2019, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Sabtu (30/3/2019).
Gubernur Khofifah menjelaskan, revolusi industri 4.0 ditandai dengan era disrupsi kemunculan industri-industri berbasis online. Karenanya, bukan hanya komputer tetapi teknologi mobile sudah mewabah dan hampir semua orang terhubung online.
“Menghadapi ini maka relevansi pendidikan dan pekerjaan perlu disesuaikan dengan IPTEK dengan tetap memberikan perhatian pada aspek humanities,” ungkap Gubernur perempuan pertama di Jatim ini.
Ia beranggapan, dalam merespon perubahan yang sangat pesat ini dibutuhkan komitmen peningkatan investasi pada pengembangan digital skill. Selain itu, juga terus menggali bentuk kolaborasi baru bagi model sertfikasi atau pendidikan dalam ranah peningkatan digital skill.
“Kurikulum pendidikan yang telah memasukkan materi terkait human-digital skills juga perlu disusun,” ucap mantan Menteri Sosial ini.
Gubernur Khofifah menambahkan, penerus masa depan bangsa akan didominasi oleh generasi Z yang lahir antara tahun 1995-2010. Dimana, karakteristik gen Z antara lain yakni fasih teknologi, app-friendly generation. Sangat intens berinteraksi melalui media massa, cepat berpindah dari satu pemikiran/pekerjaan lain, dan ekspresif.
Lebih lanjut disampaikan, berdasarkan sebuah sumber pada tahun 2020 trend masyarakat Indonesia terbagi ke dalam tiga hal. Pertama yaitu sebanyak 56,7% penduduk Indonesia tinggal di kota atau Urban. Slanjutnya sebanyak 62,8% penduduk Indonesia masuk kelas menengah (middle-class). Yang ketiga yaitu sebanyak 39% penduduk Indonesia berusia 15-39 tahun atau millenials.
“Ciri masyarakat urban,midllde-class, millenials ada tiga yaitu confidence, creative dan connected,” ujar Gubernur Khofifah sembari mengimbuhkan bahwa mereka juga sangat aktif berselancara di sosial media dan internet.
Gubernur Khofifah berharap, dengan pesatnya penggunaan internel dan media sosial para genereasi millenial atau gen Z bisa memilah informasi. Terutama pada berita-berita yang menjurus pada radikalisme, ujaran kebencian, ataupun berita bohong atau hoax.
“Berhati-hatilah saat akan menyebarkan informasi, budayakan saring sebelum sharing,” pungkasnya.
Sementara itu, Danjen Akademi TNI Laksdya TNI Aan Kurnia mengatakan, agar semua peserta LATSITARDA bisa memanfaatkan kesempatan untuk bersosialisasi dengan masyarakat. Hal ini penting untuk dilakukan untuk menghilangkan stigma negatif masyarakat pada anggota TNI.
“Semoga keberadaan LATSITARDA bisa memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat Jatim. Selain itu masyarakat bisa merasa senang, happy atas kehadiran TNI yang berdampingan langsung dengan rakyat,” harapnya. (sur/ano/yan)