Pemerintahan

Komisi C Panggil Dinas Kesehatan, Evaluasi Hasil Kerja Selama Covid -19

Diterbitkan

-

EVALUASI: Jajaran Komisi C DPRD Kota Batu gelar dengar pendapat dengan Dinas Kesehatan lakukan evaluasi penggunaan anggaran Covid-19. Tampak jajaran Komisi C
EVALUASI: Jajaran Komisi C DPRD Kota Batu gelar dengar pendapat dengan Dinas Kesehatan lakukan evaluasi penggunaan anggaran Covid-19. Tampak jajaran Komisi C

MEMONTUM KOTA BATU – Janji Komisi C DPRD Kota Batu untuk mengevaluasi anggaran di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu benar dilakukan. Pasalnya anggaran yang telah disetujui, yakni Rp 29 M selama masa pandemi, pelayanan Dinkes Batu terhadap masyarakat dinilai kurang maksimal. Contohnya dengan kasus yang menimpa Fitria Rohmatika yang melahirkan di dalam kamar mandi di rumahnya sendiri.

Komisi C DPRD Kota Batu menggelar rapat dengar pendapat dengan Dinas Kesehatan Kota Batu di ruang H. Khudori Gedung DPRD Batu, Senin (10/8/2020). Dalam rapat tersebut, Komisi C DPRD Kota Batu mendorong agar Dinas Kesehatan Kota Batu lebih meningkatkan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

Didik Machmud dari Komisi C DPRD Kota Batu mengatakan, atas pelayanan yang kurang maksimal tersebut, Dinkes semestinya meminta maaf kepada masyarakat. Apalagi anggaran yang selama ini dipakai berasal dari uang masyarakat ( hasil pajak rakyat). Sejauh ini Dinas Kesehatan juga belum memberikan laporan keuangan kepada dewan. Padahal, pada 11 Agustus 2020 akan dilaksanakan rapat perubahan anggaran keuangan (PAK).

“ Atas kejadian yang menimpa warga saat melahirkan harusnya mengakui kesalahan anak buah sebagai tanggung jawab pimpinan. Untuk itu terhadap peristiwa ini, akan menjadi catatan kami bersama (anggota DPRD) untuk melakukan evaluasi anggaran-anggaran selanjutnya,” terangnya.

Advertisement

Saat rapat dengar pendapat, nada suara Didik sempat tinggi ketika mengomentari peristiwa yang terjadi terhadap Fitria. Ia cukup emosional mengkritisi pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan dan Puskesmas kepada masyarakat. Didik menyebut, Dinkes Kota Batu tidak profesional memberikan pelayanan. “Ini pelajaran bersama dan jangan terjadi di Puskesmas lain. Oleh karena itu menjadi catatan kita bersama,” ujar Didik.

Menurut politikus Golkar ini, kejadian tersebut menggambarkan koordinasi antara Dinkes Kota Batu, bidan dan Puskesmas tidak harmonis karena tidak ada persamaan persepsi. Oleh sebab itu, seharusnya Dinkes Kota Batu meminta maaf sehingga kesalahan tidak terkesan pada bidan saja.

Ketua Komisi C DPRD Batu, Khamim Thohari berharap kejadian tersebut tidak terulang kembali. Harus ada evaluasi di Dinkes Kota Batu menyikapi kasus tersebut. “Berhati-hati memberikan keterangan agar kasus kelahiran seperti kemarin tidak terjadi lagi. Kami minta bidan dikumpulkan untuk diberikan sosialisasi agar ada keseragaman istilah,” ujar Khamim, Senin (10/8/2020).

Dijelaskan Khamim usai rapat, persoalan pokoknya tidak berkaitan dengan jadwal melahirkan si ibu. Persoalan muncul karena bidan memberikan keterangan ‘Covid:+’ yang tidak disertai dengan penjelasan sehingga menimbulkan kekhawatiran.

Advertisement
Kepala Dinkes Kota Batu, drg Kartika Trisulandari

Kepala Dinkes Kota Batu, drg Kartika Trisulandari

Kepala Dinkes Kota Batu, drg Kartika Trisulandari mengatakan pihaknya akan memberikan laporan penggunaan anggaran kepada dewan,11 Agustus 2020. Katanya, laporan tersebut selesai disusun pada 8 Agustus lalu.

Pihaknya juga telah melakukan audit internal terhadap peristiwa ibu melahirkan di kamar mandi. Ia mengaku sudah memanggil para bidan yang memberikan pelayanan kepada Fitria. Bahkan sudah dua kali dipanggil untuk dimintai keterangan. “Ketika ada hal seperti ini pun, kami lakukan audit. Memang tata cara penulisan di buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) menjadi medical report pasien yang kami simpan, itu juga kami audit. Kasus ibu hamil banyak berpindah tempat sehingga riwayatnya harus diketahui,” ujarnya.

Dinkes Kota Batu juga akan mengevaluasi agar keterangan di buku KIA tidak menimbulkan salah tafsir. Kartika mengatakan, tulisan ‘Covid:+’ di buku KIA milik Fitria seharusnya ditulis reaktif, yang menandakan hasil tes cepatnya reaktif. “Ini hasil evaluasi kami agar menulis lebih rinci dan jelas karena buku KIA bisa dibuka siapa saja,” ujarnya.

Dinkes Kota Batu berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Kartika juga menyadari, sebagai lembaga pelayanan publik, pihaknya kerap menerima komplain. Ia juga mengatakan, agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan selama masa pandemi demi kebaikan bersama. (bir/syn)

 

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas