Kota Malang
Komitmen Kurangi Sampah, Pemkot Malang Gelar Deklarasi Kuthone Resik Rejekine Apik
Memontum Kota Malang – Melalui kegiatan Deklarasi Rencana Aksi Kolaboratif, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus berkomitmen mengajak semua elemen masyarakat Kota Malang, untuk mengurangi dan memerangi sampah-sampah di Kota Malang.
Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menyampaikan bahwa pengelolaan sampah itu bukan hanya tanggung jawab dari pemerintah. Namun, kolaborasi dan keterlibatan seluruh elemen sangat dibutuhkan.
“Jadi ini tadi Deklarasi Kuthone Resik, Rejekine Apik dan termasuk bagian dari komitmen Pemkot Malang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk bisa berkolaborasi dengan semua elemen yang ada di Kota Malang, sebagai bentuk tanggung jawab,” kata Pj Wali Kota Wahyu, seusai mengikuti kegiatan deklarasi, Jumat (15/12/2023) tadi.
Apalagi, saat ini menurut Wahyu, timbunan sampah di Kota Malang tiap tahunnya semakin meningkat. Sehingga, upaya kolaborasi dengan semua pihak sangat penting untuk dilakukan.
Baca juga:
“Tentu ini akan ada semacam kebersamaan untuk bisa sama-sama memerangi sampah dengan deklarasi. Mereka pun juga merespon dengan baik. Karena ini bentuk tanggung jawab bersama. Karena kalau pemerintah aja nanti kita tidak bisa apa-apa, karena disini yang berdampak kan masyarakat,” tambahnya.
Selain itu, sampah-sampah yang dibuang di sungai juga menjadi perhatiannya. Sebab, hal itu tentu bisa menimbulkan masalah baru yang terjadi. Sehingga, dibutuhkan ke sosialisasi mengenai kedisiplinan pada masyarakat.
“Sampah kan tidak boleh dibuang ke sungai, nah tentu ini berdampak terkait sungainya. Ini juga harapan kita dari kolaborasi ini. Kita sosialisasi dengan semua elemen agar membuang sampah di tempatnya, apalagi di Kota Malang ada 74 TPS dan dari TPS dibuang ke TPA, jadi jangan dibuang ke sungai,” ujarnya.
Dalam hal ini, Pj Wali Kota Wahyu juga menegaskan bahwa kesadaran masyarakat untuk tidak membuat sampah sembarangan, itu yang paling utama. Walaupun nantinya, di sungai-sungai juga akan dipasang ram agar tidak menimbulkan banjir, namun kesadaran itu yang paling penting.
“Kalau pun kita upaya buat ram sungai di titik A, tetapi nanti ada yang buang di titik B kan sama aja, jadi memang kesadaran masyarakat itu yang paling penting. Kalau pun buat ram, kita juga harus rutin membersihkan. Karena ram nanti kan akan banyak menumpuk juga. Kalau tidak rutin akan menimbulkan banjir juga. Jadi upaya penyadaran masyarakat yang penting,” imbuh Wahyu. (pro/rsy/sit)