Kota Malang
Komoditas Beras Jadi Penyokong Deflasi 0,08 Persen di Mei 2024
Memontum Kota Malang – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang merilis bahwa inflasi di Mei 2024 mengalami deflasi month to month (mtm) sebesar 0,08 persen dan tingkat year to date (ytd) sebesar 0,93 persen. Angka tersebut, masih lebih rendah dibandingkan dengan Provinsi Jawa Timur dan Nasional.
Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, menyampaikan bahwa perkembangan harga dari berbagai komoditas di Mei 2024 secara umum menunjukkan adanya penurunan. Termasuk, pendukung terjadinya deflasi itu dari kelompok makanan, minuman dan tembakau.
“Kelompok makanan, minuman dan tembakau ini memiliki andil 0,19 persen. Di dalamnya ada komoditas beras yang mengalami penurunan harga sekitar 5,41 persen dengan andil deflasi 0,2 persen. Tomat mengalami penurunan harga 19,32 persen dengan andil 0,04 persen. Daging ayam ras mengalami penurunan harga sebesar 2,76 persen dengan andil inflasi 0,04 persen. Termasuk cabai rawit, udang dan tiket kereta api,” jelas Umar, Selasa (04/06/2024) tadi.
Kemudian, dikatakannya bahwa harga beras saat ini secara rata-rata berkisar diantara Rp 14 ribu perkilogram sampai Rp 15 ribu perkilogram. Itu mengalami penurunan harga karena saat ini masih sedang dilakukan proses panen padi.
Baca juga
“Beras ini di bulan Mei 2024 mengalami penurunan, berbeda dengan di bulan April atau Maret 2024, itu menjadi penyumbang inflasi. Karena pada saat itu memang masih ada Ramadan, menjelang Idul Fitri dan Pasca Idul Fitri,” kata Umar.
Secara umum, disebutkan bahwa dari 11 kota atau kabupaten di Jawa Timur pada Mei 2024 ini memang mengalami deflasi dan tidak ada yang inflasi. Dari data BPS, deflasi tertinggi ada di Sumenep yakni 0,87 persen dan terendah di Banyuwangi dengan angka 0,05 persen.
“Secara year on year (yoy) kalau kita lihat inflasi di Jawa Timur yang paling tinggi ada di Kabupaten Bojonegoro 3,44 persen dan yang terendah ada di Kediri 2,28 persen. Untuk secara ytd, Kabupaten Gresik yang tertinggi yakni di angka 1,17 persen dan Kota Malang yang terendah 0,93 persen,” tuturnya.
Sementara itu, untuk penyumbang inflasi (ytd) 0,93 persen di Kota Malang, itu dipengaruhi oleh beberapa kelompok. Terutama yang paling tinggi dari komoditas emas perhiasan, kemudian bawang merah yang sampai dengan saat ini masih memiliki harga cukup tinggi Rp 35 ribu.
“Kemudian ada telur ayam ras, cabai merah, bawang bombay hingga transportasi melalui angkutan udara,” ujarnya. (rsy/sit)