Lamongan

Kopi Juwet Menuai Berbagai Manfaat, Inovasi Pasutri Warga Desa Bakalan Pule Lamongan

Diterbitkan

-

Nikmatus Soliha, pamerkan produk kopi juwet.

Memontum Lamongan—Buah Juwet biasanya hanya dinikmati dagingnya saja dan bijinya pun dibuang begitu saja. Namun, di tangan pasangan suami istri Ismail Khoiri dan Nikmatus Soliha, warga Dusun Sekargeneng, Desa Bakalanpule, Kecamatan Tikung, biji Juwet ini pun diolah menjadi sebuah produk yakni kopi Juwet.

Ismail  mengungkapkan membuat kopi juwet tersebut  setelah terinspirasi dari salah satu temanya untuk membuat kopi alternatif. Ia pun memilih biji Juwet, karena keberadaannya cukup melimpah di sekitar tempat tinggalnya, dan kurang termanfaatkan.

“Awalnya dari teman di semarang, yang punya kedai kopi, jadi muncul ide membuat kopi Juwet,” kata Ismail Khoiri, Minggu (4/11/2018).


Menurut Ismail, tidak hanya menjadi teman saat bersantai, kopi Juwet juga memiliki berbagai kandungan yang dapat mencegah dan mengobati sejumlah penyakit, seperti menurunkan gula darah, mencegah penyakit jantung, mengobati infeksi, melancarkan pencernaan, mencegah kanker, dan menjaga kesehatan mulut.

“Setelah uji laboratorium, biji juwet ini punya kandungan Zat Tanin, Asam Galat, Insulin Plasma, dan Jambosin,” terangnya.

Advertisement

Tak hanya itu,  Ismail menyebut keunikan rasa yang dimiliki kopi juwet ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen kopi dengan merk Viral Coffee ini.

“Ada dua varian, yaitu original dan campuran kopi 30 persen dan biji Juwet 70 persen. Dalam sebulan ini laku 60 bungkus, dan sudah ada yang sudah langganan, setiap hari beli 2 bungkus,” ujarnya.

Ia pun menyebut, produk kopi juwet yang Ia kembangkan bersama istrinya ini memiliki sejumlah kemasan. “Untuk kemasan 200 gram Viral Coffee harganya Rp.20 ribu sedangkan untuk kemasan 250 gram dijual seharga Rp.25 ribu,” terangnya.

Lebih lanjut, Ismail membeberkan, cara membuat kopi juwet ini yakni biji Juwet yang sudah terkumpul harus melewati beberapa tahap, mulai dari pengeringan, pengupasan kulit ari, hingga disangrai.

Advertisement

“Kira-kira butuh waktu 1 minggu, mulai pengambilan biji Juwet, kemudian dijemur, dikupas, dijemur lagi sampai benar-benar kering, baru disangrai dan digiling,” ujarnya.

Namun Ismail mengaku, belum berani untuk melakukan produksi berskala besar, karena kopi Juwet produksinya tersebut masih belum memiliki ijin Produk Industri Rumah Tangga (PIRT).

“Sementara baru di online, tetangga, belum berani produksi banyak karena belum punya ijin IRT,” ujarnya.

Di sisi lain, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lamongan, M Zamroni, sangat mengapresiasi inovasi kopi Juwet tersebut dan akan membantu dalam mengembangkan produk kopi juwet tersebut.

Advertisement

“Kami akan membantu pengurusan PIRT untuk melegalkan produksi Viral coffe, Kalau sudah memenuhi semua syaratnya, kami akan keluarkan PIRT nya,” kata Zamroni. (ifa/zen/yan)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas