Pemerintahan
Kota Malang Tidak Menerapkan Jam Malam
Memontum Kota Malang – Instruksi pemberlakuan jam malam menimbulkan pertanyaan di tengah masyarakat Kota Malang. Menanggapi hal itu, Wali Kota Malang, Sutiaji, secara tegas mengatakan bahwa Kota Malang tidak menerapkan jam malam.
“Kalau diberlakukan jam malam, akan menimbulkan efek domino yang luar biasa,” ujarnya pada wartawan, Kamis (24/06).
Baca juga:
- Manfaatkan Limbah Tempurung Batok Kelapa Jadi Briket Ekspor, Warga Gucialit Sukses Dulang Cuan
- Fitness Plus Mega Gym Indonesia dengan Standart Internasional Hadir di Sawojajar Kota Malang
- Suguhkan Sembilan Varian Rasa, Dua Gerai Wingstop Hadir di Kota Malang
Bagi orang nomor satu di Kota Malang itu, pembatasan dan pemberlakuan jam malam tidak jauh beda dengan diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dimana ketika hal tersebut dilakukan, akan ada implikasi pengurangan jumlah karyawan.
“Sehingga dimungkinkan terjadi pengangguran yang semakin tinggi,” sambungnya.
Menurut Sutiaji, jika kebijakan jam malam tidak diberlakukan serentak seluruh Indonesia, hasilnya tak akan berbeda. Pasalnya, virus Covid-19 berkaitan dengan pergerakan atau mobilitas seseorang.
“Misal kita berlakukan jam malam sampai 1 bulan, tapi daerah lain tidak. Nah kalau kedatangan warga dari daerah yang tidak menerapkan jam malam, kan sama saja. Mestinya kebijakan ini dilakukan secara nasional,” papar pemilik kursi N1 itu.
Dari pada menerapkan jam malam, politisi partai Demokrat itu, menegaskan bahwa disiplin masyarakat harus dikuatkan. Terlebih dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro.
“Saya mempunyai keyakinan bahwa Insyaallah masyarakat akan tahu mana yang harus mereka lakukan. Dan kami berupaya semaksimal mungkin agar kesadaran masyarakat terkait dengan protokol kesehatan (prokes) meningkat,” tuturnya.
Lanjut pria berkacamata itu, vaksinasi juga terus digalakkan. Bahkan hingga saat ini, sekitar 150 ribu dosis telah diberikan.
“Insyaallah bulan Agustus sudah ada tataran 250 ribu orang. Dengan terus bertambah orang yang tervaksin, akan semakin menguatkan daya imun masyarakat. Sehingga bisa mengurangi resiko terpapar, kalaupun terpapar Covid-19 akan mengurangi resiko kematian,” ujar Sutiaji. (hms/mus/ed2)