Bondowoso
Lestarikan Budaya Tradisional, Lomba Marching Tong Setingkat SD di Bondowoso Digelar
Memontum Bondowoso – Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Bondowoso, H Sugiono Eksantoso, membuka lomba Marching Tong untuk SD/MI se-Kabupaten Bondowoso di GOR Bondowoso, Minggu (19/02/2023) tadi. Lomba yang digelar SMPN 7 Bondowoso, ini digelar dalam rangka melestarikan budaya tradisional.
Kadispendik dalam sambutannya mengapresiasi inovasi luar biasa yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam membudayakan budaya lokal. “Tong-tong merupakan salah satu warisan budaya kita, yang biasanya hanya digelar setahun sekali atau saat di Bulan Ramadan, yang bertujuan untuk membangunkan waktu sahur,” ujar Kadispendik.
Dirinya juga berpesan, agar budaya lokal terus dikembangkan untuk mencegah klaim dari warga asing. “Jika bukan kita yang melestarikan budaya lokal, siapa lagi. Jangan sampai, warisan budaya leluhur kita diklaim atau diakui oleh warga asing,” ujarnya.
Baca juga :
- Sukses Hantarkan Penghargaan Kabupaten Malang Berpredikat ODF, Dinkes Ganti Program Jambanisasi
- Hadiri Rembug Warga Bakalan, Paslon Abadi dari Nomor Urut 3 Kota Malang Dapat Dukungan Pemenangan
- Transformasi Layanan Kesehatan Primer, Dinkes Kabupaten Malang Kick Off ILP di Pendopo Agung
- Lima Daerah di Jatim Masuk Nominasi Award Peduli Ketahanan Pangan 2024
- Blusukan di Kelurahan Kampung Dalem, Ini yang Disampaikan Calon Wali Kota Bunda Fey
Pria asal Situbondo itu juga mendukung jika lomba Tong-tong, bisa menjadi agenda tahunan di Bondowoso. “Harapan kami, dengan lomba ini, semoga siswa-siswi SD ikut andil melestarikan budaya lokal. Oleh karenanya, saya mendukung jika lomba Marching Tong ini bisa menjadi agenda tahunan,” harapnya.
Kepala Sekolah (KS) SMPN 7 Bondowoso, Sarbini, menambahkan bahwa lomba Marching Tong adalah salah satu upaya sekolah mencounter membludaknya budaya Media Sosial (Medsos). “Seperti yang kita tahu bersama, bahwa anak-anak saat ini lebih suka meniru budaya luar daripada budaya lokal. Karena itu, kami mengupayakan agar siswa tetap mencintai budaya lokal,” ungkap Sarbini.
Disamping itu, lomba Marching Tong merupakan aplikasi dari Kurikulum Merdeka (Kurmer) dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). (zen/gie)