Kota Malang

Lokakarya Apeksi, Wali Kota Sutiaji Sampaikan Konsep Sustainable City Kota Malang

Diterbitkan

-

Lokakarya Apeksi, Wali Kota Sutiaji Sampaikan Konsep Sustainable City Kota Malang

Memontum Kota Malang – Wali Kota Malang, Sutiaji, berkesempatan menjadi salah satu nara sumber dalam kegiatan Rapat Kerja dan Lokakarya Apeksi Komwil VI Tahun 2022, di Kota Tidore, Kepulauan Maluku Utara, Kamis (09/06/2022) tadi. Dalam kesempatan itu, pihaknya memaparkan konsep Sustainable City atau kota berkelanjutan melalui pengelolaan dan pemanfaatan sampah yang sudah dilakukan di Kota Malang. Tidak hanya itu, dirinya juga memaparkan mengenai pentingnya konsep kota berkelanjutan atau kota hijau di wilayah perkotaan.

“Sebanyak 56,7 persen penduduk di negara kita ini tinggal di perkotaan. Artinya, tata kelola perkotaan memegang peranan penting dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan. Untuk wilayah Kota Malang yang luasnya hanya 114,26 meter persegi dengan jumlah penduduk sebanyak 850 ribuan, maka sudah semestinya menjadi perhatian kami, utamanya adalah bagaimana sampah rumah tangga ini bisa dikelola dengan baik dan profesional,” jelas Wali Kota Sutiaji.

Dikatakan Sutiaji, bahwa konsep kota berkelanjutan masuk dalam bagian visi misi Kota Malang bermartabat. Dimana fokus pelaksanaannya yaitu tentang pengelolaan dan pemanfaatan sampah di Kota Malang. “Dari awal terpilih, kami sudah sangat konsen tentang bagaimana konsep kota berkelanjutan ini dapat diimplementasikan di Kota Malang. Dari segi penguatan, kami sudah menerbitkan surat edaran nomor 8 tahun 2021 tentang pengurangan sampah plastik,” lanjutnya.

Baca juga:

Advertisement

Selain itu, pihaknya juga punya banyak peluang sekaligus tantangan. Terlebih, jumlah penduduk Kota Malang yang ratusan ribu, sehingga apabila sampah yang dihasilkan bisa dikelola, justru akan memberikan benefit bagi masyarakat dan Kota Malang.

Secara rinci, Wi Kota Sutiaji menyampaikan, bahwa dalam proses pengelolaannya, pihaknya berusaha untuk merubah paradigma pengelolaan sampah menjadi lebih terpadu dari hulu ke hilir, seperti membangun inovasi Bank Sampah Malang (BSM). Saat ini sudah memiliki 30 ribu nasabah dengan 72 jenis sampah anorganik yang sudah terkelola. BSM bahkan mendapat pengakuan masuk dalam top 25 Inovasi Pelayanan Publik pada tahun 2015.

“Kami rubah paradigma pengelolaan ini menjadi sistem hulu ke hilir artinya hulu adalah sumber sampah sedangkan hilir adalah pemrosesan akhir. Intinya jargon yang tepat adalah bagaimana sampah ini pada akhirnya menjadi berkah,” tambah Wali Kota Sutiaji.

Selain BSM, Pemkot Malang juga terus berinovasi dengan kreativitas untuk menstimulus masyarakat agar lebih peduli dalam pengelolaan sampah. “Ada kreativitas lain, seperti sampah ditukar sembako yang digagas di Kelurahan Dinoyo serta Rumah Diapers yang dilakukan di Puskesmas Polowijen,” kata Sutiaji.

Selain itu, pihaknya juga menjabarkan mengenai keterlibatan pihak lain dalam kerangka kolaborasi dari pentahelix menjadi hexahelix yang terus dikembangkan oleh Pemkot Malang. “Artinya, peran serta pihak akan semakin banyak, ada dari perbankan, media massa, bahkan dari UMKM yang ada di Kota Malang, semuanya dalam rangka berpartisipasi menyukseskan program dan kebijakan dari pemerintah daerah,” imbuhnya. (hms/rsy/sit)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas